Sabtu, 11 Mei 2013

Akhirnya Aku Menemukannya


FINALLY I FOUND IT! (Part I)

“Tunggu bro!!” teriak Richard dari kejauhan pada Randi temannya. “Lama banget loe jalan. Kayak siput aja” ejek Randi. “Enak aja! Masa gue disamain dengan siput? Yang benar aja!” balas Richard dengan raut wajah yang sedikit masam. Randi hanya tertawa saja melihat temannya itu. Mereka berdua berjalan perlahan, memakai celana pendek berwarna hitam dan baju kaos berwarna putih. Richard dengan tampilan rambut yang dibuat menjulang ke atas sedangkan Randi dengan gaya rambut yang disisir ke samping. Richard dan Randi akan melakukan aktivitas mereka. Apa lagi kalau bukan lari sore bersama. Itulah yang biasa dilakukan mereka berdua di kala waktu senggang.
“Sampai di mana ni?” tanya Richard ketika mereka sedang berlari. “Ya, tempat biasa dong?” balas Randi. “Ok!” seru Richard sambil mengangkat jempol dan mengedipkan mata sebelah kiri pada temannya. Mereka berdua menyusuri jalan di sepanjang kota itu, sambil mendengar lagu kesukaan mereka berdua dan menikmati pemandangan yang asri.
Kini sang surya perlahan akan masuk ke peraduaannya dan dewi malam siap menampilkan wajah cantiknya di kota tersebut. Triiitt.. bunyi hp Randi
“Bisa bantuin aku nggak Ran?” tanya Milka, temannya sendiri”
“Bantuin apa?” balas Randi
            “Siapa Bro?” tanya Richard. “Milka” jawab Randi singkat.
“Bisa jemput aku di depan Rumah sakit nggak?” tanya milka.
“Baik, aku segera ke sana” jawab Randi.
            “Bro, gue cabut duluan ya?” seru Randi. “Begini ni yang paling gue nggak suka. Main di tingggal pergi aja!” balas Richard. “Bukan begitu, tapi ini kebutuhan bro!” jawab Randi dengan sedikit tersenyum. “Ya uda, pergi sana. Hati-hati di jalan” nasehat Sahabatnya itu. “Loe tuh memang sahabat yang paling pengertian. Gue cabut ya?” teriak Randi sambil menepuk bahu kanan temannya.
*************
            “Randi!!” teriak Milka dari kejauhan. “Uda lama nunggu ya?” tanya Randi.
“nggak juga kog.”
“Yuk kita jalan. Uda malam ni. Ntar gue dimarahin lagi sama nyokap”. Tanpa membuang waktu mereka langsung meninggalkan tempat itu.
            Motor satria berwarna merah milik Randi perlahan mulai berhenti tepat di depan rumahnya Milka. “Thanks banget ya, uda nganterin sampai rumah gue” Seru milka pada Randi yang langsung berlari menuju pintu rumahnya. “Sama-sama Milka. Jangan lupa mandi ya? Soalnya loe bau keringat banget” ledek Randi.
            Randi dan Milka telah berkenalan sejak lama. Peretmuan mereka berawal saat Randi hendak membelikan bunga untuk ibunya yang sedang sakit di sebuah tiko bunga dekat dengan sebuah rumah makan yang terkenal masakannya. Ketika itu juga Milka ada di sana. Pertemuan yang tak sengaja ini akhirnya membuat mereka tuk saling kenal.
            Randi tampaknya mulai jatuh cinta kepada Milka semenjak mereka sering jalan bersama. Ia ingin sekali mengungkapkan perasaannya ini pada Milka, tapi ia tak tahu harus bagaimana. Begitu pula yang dirasakan Milka waktu itu. Tapi Randi tak begitu menunjukan perhatiannya kalau ia benar-benar mencintai Milka saat mereka ketemu. Keduanya lebih memilih untuk memendam perasaan mereka masing-masing
*************
            “Bro” itulah sapaan yang selalu digunakan Randi dan Richard jika mereka berdua bertemu. “sibuk nggak?” tanya Randi via telpon. “Nggak! Emangya ada apaan?” Richard balik bertanya. “Gue main di rumah loe ya? Soalnya bosen banget ni gue, nggak ada kerjaan di rumah” balas Randi.
Tak lama, Randi pun tiba di rumah Richard. Mereka berdua asyik sekali mengobrol.
            Seorang perempuan tiba-tiba manghampiri mereka berdua. Siapa lagi kalau bukan ibunya Richard sambil menyuguhkan 2 gelas teh panas dan beberapa gorengan kepada mereka. “Silahkan diminum!” sapa ibu Richard. “Makasi tante. Bikin repot aja kalo begini” seru Randi. “nggak apa-apa bro! anggap aja bukan rumah loe!”
“nyindir ya???” tanya Randi.
Richard tertawa terbahak-bahak.
            Sejenak keduanya menikmati hidangan yang telah disajikan dan kembali memulai pembicaraan mereka lagi. “Eh, tadi katanya loe pengen bilang sesuatu.” tanya Richard  sambil mengangkat telunjuknya. “Gini bro, sebenarnya gue suka sama Milka.
Richard yang baru saja meneguk teh, akhirnya harus mengeluarkanya kembali saat mendengar pengungkapan sahabatnya itu. “Kog bisa Bro? gue nggak percaya! Lagian ya, setiap kali bertemu dengan milka, loe tuh nggak pernah menunjukan bahwa loe tuh suka sama dia. Loe kan selalu cuek saat ketemu dengan dia” ungkap cowok berambut hitam itu. “Emang bener bro! Tapi, gue sendiri gak mungkin bohongin perasaan gue ini ke dia” jelas Randi.
“Ya, kalo emang gitu diungkapin aja Bro”
“Iitu dia masalahnya! Gue ingin ungkapin perasaan gue ke dia dengan cara yang berbeda, tapi gue belum dapat caranya. Bantu gue ya?”
            Mereka berdua akhirnya mulai berpikir. Cara apa yang pantas buat Randi untuk mengungkapakan perasaanya itu. Suasana yang tadinya ramai oleh kedua orang ini tiba-tiba menjadi sunyi saat keduanya tak bersuara. Setelah berapa lama, keduanya belum juga mendapatkan satu idepun.
            Kini sang surya telah berubah warnanya menjadi kemerahan. Ia akan segera kembali ke tempat peraduannya dan Dewi malam akan datang dengan cahaya gemilaunya beserta kawanannya yang siap menemaninya. Randi beranjak dari tempat duduknya. Merapikan gelas-selas yang beserakan di atas meja dan kemudian pamit pulang.
*************

            Bruk..!! bunyi pintu kamar Randi. Ia masuk dengan raut wajah yang berbeda dari sebelumnya. Ia tampak kesal karena belum mendapatkan cara untuk mengutarakan isi hatinya kepada cewek yang selama ini telah membuatnya jatuh cinta. Ya siapa lagi kalau bukan Milka. Gadis periang yang murah senyum setiap kali berjumpa dengan siapa saja. Selain cantik, ia juga banyak membantu dan menolong temannya yang lagi kesusahan. Rambut hitam yang menngurai lurus ke bawah, menambah cantik sosok gadis tersebut.
Randi membaringkan badannya, dan menatap langit kamarnya yang berwarna hijau, warna kesukaannya. Dan perlahan, ia pun menutup mata dan tak sadar, ia terlelap juga dalam mimpi indahnya.
            “Bangun nak, uda pagi” seru seorang perempuan pada Randi sambil berusaha mebangunkannya . “Iya ma. Gue bangun” balas Randi.
Randi bangun sambil merentangkan tangannya ke atas. Sepertinya, rasa kantuk dalam diri Randi masih ada. Itu terlihat jelas dari raut wajahnya. Ia mengusap wajahnya dan tak lupa berdoa sebelum kembali merapikan tempat tidurnya. Saat merapikan tempat tidurnya ia mendapatkan sebuah ide. “Ahrrghh.. kenapa nggak kepikiran dari kemarin ya?” seru hatinya. Ia merasa senang sekali.
            Randi berlari menuruni tangga rumahnya yang berbentuk spiral tersebut. Mengambil handuk kemudian menuju ke kamar mandi untuk membersihkan diri. Ibunya sempat memerhatikan tingkah anaknya tersebut dan merasa heran. Sebenarnya ada apa yang terjadi?
*************

Randi mengambil sebuah lembar kertas putih dari filenya, dan mulai menulis sebuah lirik. Di tangannya terdapat sebuah gitar dan ia mulai mencari nada yang pas dengan lirik yang dibuatnya,
“Yesss!!” sorak Randi penuh kegirangan setelah ia selesai dengan pekerjaannya itu. Ia tak sabar lagi unutk menyatakan cintanya pada Milka. Ia sangat berharap Milka menerima cintanya.
*************

Tit.. tit.. bunyi hp Milka. Milka mengentikan langkah kakinya dan kemudian mengambil handphone di dalam taasnya.
“Ada acara esok nggak? Kalo nggak ada kita jalan yuk?”
“Nggak ada. Ok besok kita jalan” balas milka
“Gue tunggu di tempat biasa”
Milka jadi heran. Kenapa tiba-tiba Randi mengajaknya jalan.  “Ya nggak apa-apa deh! Dari pada sendirian aja di rumah” bahtin Milka sambil melanjutkan perjalanannya.
*************


Tampak seorang pemuda tengah berdiri di samping sebuah bangku. Sepertinya ia sedang menunggu seseorang. Orang itu adalah Randi.
“Randi!” teriak seseorang dari jauh. Randi menoleh ke arah datangnya suara tersebut.
“Uda lama nunggu ya?” tanya Milka saat mendekatinya.
“Ngg.. ngggak kog” jawab Randi agak sedikit kaku.
“Ada apa dengan loe Ran. Kog gaya bicara loe jadi gitu?” tanya Milka saat melihat tingkah Randi yang tidak seperti biasanya.
“Nggak apa-apa kog Milka” jawab Randi. Randi terperangah saat melihat Milka  sore itu. Bagaimana tidak? Milka tampil dengan begitu menawan, sampai membuat Randi tak mampu mengunkapkan sepatah kata pun dari mulutnya. Ia terasa seperti membisu waktu itu. Milka sungguh makin memikat hatinya dengan penampilannya sore itu. Baju putih panjang serta bros dada yang dipakainya menambah cantik gadis periang tersebut.
“Kamu kenapa Ran? Kog merhatiin gue terus? Ada yang salah ya dari gue?” tanya milka yang dari tadi memerehatikan tingkah Randi.
“Yuk, kita duduk di bawah pohon” ajak Randi. Ia kemudian meraih tangan milka dan membawanya ke tempat tersebut.
            Randi kemudian mengeluarkan gitar yang telah ia letakan di belakang pohon tersebut. Mengambil sebuah kertas putih dari saku celananya. Apa lagi kalau bukan lirik lagu yang telah ia tulis buat orang yang paling ia sayangai dan telah berada tepat di hadapannya.
Milka hanya duduk sambil memerehatikan apa yang akan dibuat oleh Randi.
Randi menarik napasnya dalam-dalam.  Untuk sesaaat Randi manatap Milka dengan lekat. Tatapan tersebut berbeda dari sebelumnya. Jari jemarinya kemudian mulai memetik satu per satu senar gita yang dipegangnya dengan alunan nada yang terdengar asyik di telinga.

Hari ini kau bersamaku
Hari ini kau di samping
Berharap bisa begini terus
Besok dan selamanya

ku hanya ingin katakana
I love you
Aku cinta padamu

Ku taktau
Apa kau merasakannya jug
Ku tak tau
Apa ini terjadi padamu juga

Ku ingin kau jadi kekasihku
Ku ingin kau jadi pacarku
Ku ingin kau jadi pendampingku
Ku ingin kau jadi milikku selamanya

Mereka berdua hanyut dalam melodi tersebut.
“Lagu tuh bagus bagnet Ran. Gue suka. Itu loe yang cipta ya?”
“Iya. Ini gue buat spesial untukmu” balas Randi. “Jadi gimana Milka? Loe mau nggak jadi pacar gue?” tanya Randi lagi. Ia menunggu jawaban dari pujaan hatinya tersebut.
“Rann.. Ranndii. Gue.. gue nggak bisa” begitulah pengungkapan yang keluar dari mulut mungil gadis tersebut.
Hati randi seakan tersanyat oelh benda tajam. Memang tak berdarah, tapi Ia merasakan sakit. Cewek yang selama ini dia incar ternyata menolaknya saat ia telah mengungkapkan perasaanya yang sesungguhnya.

            Randi perlahan bangkit. Ia seperti tak ada semangat lagi. Ia mengambil gitarnya dan kemudian berjalan meninggalkan Milka yang masih saja duduk di situ.
“Rann.. Randii!” teriak Milka. Namun Randi tak menghiraukan suara tersebut. Ia tetap berjalan tanpa menoleh ke belakang. Milka segera berlari dan mengejar Randi. Mlika memutarbalikan badanya Randi dan kemudian menghadapnya. Tapi, Randi tak bisa mengankat wajahnya tuk melihat Milka. Ia kehilangan semangat saat mendengar bahwa cintanya ditolak. Pupus sudah semua harapan yang ada dalam hatinya.
Milka menaruh kedua tanganya tepat di pundak Randi. Randi masih terdiam.
“Kenapa loe cabut duluan Ran? Gue kan belum selesai ngomong!”
Randi belum juga merespon.
“Sebenarnya, gue nggak bisa.. sebenarnya gue nggak bisa..”
Randi perlahan mengangkat wajahnya dan menatap cewek yang sedang berdiri di depannya itu
 “Gue nggak bisa untuk menolak cinta loe” ucap Milka sambil tersenyum.
Saat mendengar tersebut, Randi langsung melonjak kegirangan. Hatinya kembali ceria lagi.
“Makasi ya Milka, uda mau terima cinta gue” Ia kemudian mencium keningg Milka.
*************

“Jadi, tadi loe cuma mau iseng ya? Pura-pura nggak menerima padahal mau. Supaya loe mau lihat gimana sikap gue?” tanya Randi.
Milka menganggukkan kepalanya sambil tertawa kecil. “Tapi sumpah, loe lucu banget tadi. Hahaha”
“Emang dasar!” Ketus Randi sambil mencubit lengan Milka.
“Finally I found it! Seru Randi.
“Dapet apaan Ran?” tanya milka
“Hmmm.. kasih tau apa nggak ya? Uda dapet cinta loe! Jawab randi tersipu malu.
Keduanya terse            yum bahagia. Mereka kemudian pulang besama sambil bergandengan tangan. Mereka berduanya resmi pacaran setelah Randi telah menyatakan cintanya dan Milka menerimanya. Meskipun perasaan Randi sempat dipermainkan tadi oleh Milka. Tapi yang lebih penting lagi, Usaha Randi untuk mendapatkan hati Milka akhirnya terwujud. Dan mereka berdua menjalani hubungan sebagai sepasang kekasih.

To be continued..



Tidak ada komentar:

Posting Komentar