Jumat, 20 September 2013

My Dreams Gone


Kata orang hidup itu sebuah pilihan
benarkah?
Ku rasa iya!
Pernyataan di atas memang benar, dan kini aku tengah mengalaminya.
Aku tak tahu harus memilih yang mana.
Aku bingung.
Sekarang aku dihadapkan oleh dua pilihan yang begitu sulit untuk ku ambil.
Dua pilihan yang begitu berarti di mataku.
"What should I do? Oh no! Please let me take both of them, but I don't!"
Aku diharuskan untuk memilih.
Bukan! Aku anggap ini adalah suatu keterpaksaan.
Kedua pilihan pasti punya resiko yang mungkin saja menguntungkan atau malah merugikanku.

Kutatap kedua orang tua yang sangat ku cinta.
Aku tak tega membuat mereka kecewa dan menenteskan airmata.
Namun, hati kecilku menginginkannya.
Aku ingin di duniaku.
Dunia yang begitu menyenangkan.

“Jika itu pilihanmu, bapak tak akan memaksa, tapi itu akan membunuh bapa secara perlahan.”
Kata-kata itu seakan membuatku untuk termenung sesaat. Bagai petir yang menyambar di siang bolong.
Aku tahu, itu akan menjadi bom waktu baginya, bagi ayahku.
Air mata secara perlahan mulai membasahi wajahku.
"Aku sayang kalian papa dan mama."
"Aku akan ikut kalian."
Mungkin ini akan terasa berat dan butuh proses yang lama untuk mengurungkan niatku ini.
Tapi aku akan coba, dan akan terus ku coba. Aku yakin aku bisa, meski butuh waktu yang panjang.
Aku tahu kalian ingin yang terbaik untukku.
Tapi beginilah kenyataanya. Harus dijalani.
Mungkin ini adalah takdirku.
Takdir menjadi seorang malaikat penolong bagi keuargaku.
Aku harus mengorbankan keinginanku.
Bukan! Keinginan terbesarku.
Hufftt..
itu cukup menyakitkan.
Sedih harus melepaskan impian yang hampir saja aku pegang.
Hampir saja aku raih.
Kini aku hanya bisa melambaikan tangan pada kapal impianku yang akan segera lepas landas.
Mengucapkan selamat tinggal dan mungkin tidak akan berjumpa lagi.
Kesempatan hanya datang satu kali, selebihnya itu merupakan sebuah kerja keras.
Kesempatan emas ku biarkan pergi begitu saja.
Apa ini adalah cobaan?
Cobaan akan keteguhan hati yang tertumpuk pada sebuah keyakinan?
Entalah..
aku sekarang terjerat dalam dua dunia yang berbeda.
Ingin sekali rasanya membenturkan kepala ke tembok hingga berlumuran darah
agar aku lupa akan impian terbesarku.
Aku iri..
Ya, pada kalian semua!
Mengapa kalian tak pegang tanganku dan mengajakku untuk bangkit kembali?
Mengapa kalian hanya tertawa melihatku yang jatuh dan mencoba untuk berdiri dengan tenaga yang tersisa?
Kini ku berusaha tuk melepaskan niat ini.
Niat yang telah berdiam lama dalam detak jantungku.
Aku harus memulai lembaran baru.
Aku kini hanya bisa menatap mentari yang tampak malu-malu untuk menunjukan rupanya.
Aku terjaga hingga saat ini.
Ku tak mampu untuk menutup mata, yang mungkin saja akan mengingatkanku kembali padanya.
Ku bulatkan hati untuk terus maju.
Apapun tantangannya!
Apapun rintangannya!
Kan ku kubur dalam-dalam semua impian ini bersama batu yang ku lemparkan ke laut.
Yang akan membawanya hingga dasar terdalam dan aku tak mungkin untuk melihat dan menemukannya lagi.
Mungkin itu bukan panggilanku.
Bukan jalan bagiku.
Ku mulai belajar melepaskan apa yang begitu berharga dan mulai menerima apa yang telah kudapat.
Biarlah itu menjadi impianku yang mungkin akan disukseskan oleh orang lain.
Berhasil menemukan kunci dan membuka peti harta karunku.
Dan akhirnya mampu untuk mewujudkannya!
Tak perlu lagi ada air mata.
Hidupku belum habis semua.
Dan aku tahu, inilah yang terbaik untukku.
Ku ikhlaskan semuanya.
Apa aku malu?
Sama sekali tidak!
Ini malah membuat ku lebih bersemangat lagi.
Semangat dalam menjalani kehidupan yang selalu diterpa oleh kemajuan teknologi.

3 komentar:

  1. terkadang ada pilihan yang sulit yang harus kita ambil, tapi percaya sajalah .. Tuhan punya maksud dibalik pilihan yang dia buat kita hanya bisa memilihnya.

    BalasHapus
    Balasan
    1. iya ade. kk percaya itu.
      thankz uda mgingatkan ;)

      Hapus