Senin, 16 Februari 2015

Dialah Sang Penguasa



Ku mulai menyusun kepingan-kepingan ini lagi..
Meski tak terlalu jelas di bagian persegi..
Benang merah masa lalu mulai hadir kembali..
Menghadirkan luka bersama pelangi..

Aku tahu kisah itu tak akan berhenti..
Janji itu seharusnya bisa ditepati..
Aku gali, dan sudah kudapati..
Tak ada yang perlu ditakuti..

Aku bebas dari rantai kehampaan..
Terlepas dari tali kekelaman..
Karena Dia yang sempurna..
Semua kini menjadi fana..

Alam mulai mengeluarkan gemuruh..
Berusaha meruntuhkan keyakinan yang utuh..
Tapi ku 'kan berdiri dengan teguh..
Tanpa memikirkan keringat dan peluh..

Pernah ku rasakan apa itu sakit..
Juga kujalani hidup yang pahit..
Dulu aku pernah mengalami derita..
Namun Semua kini menjadi sukacita..

Aku bukan jagoan..
Bukan pula seorang pahlawan..
Aku Membela keadilan..
Aku Menolak kekerasan..

Seluruh darah di nadiku membara..
Jantungku pun ikut bergelora..
Mulutku kini mulai berbicara..
Suaraku menjadi petir di bagian tenggara..

Ku berdiri di bagian terdepan..
Hadapi semua rintangan..
Panah kejahatan kini telah dilepaskan..
Tapi ku tangkis dengan tameng kebenaran..

Kegelapan muncul seperti sebuah kudeta..
Berusaha membuat dunia jadi buta..
Tapi Terang hadir bagai pejuang perkasa..
Melenyapakan kekuatan yang ingin menyiksa..

Lembaran itu kini terbagi dua..
Sebelah muda, sebelah tua..
Dijahit dengan benang kegirangan..
Manjadi satu, bebas dari peperangan..

Kisah itu jadi tumpuan..
Lelaki dan perempuan..
Dia pun diagungkan..
Dalam sebuah perjamuan..


Tidak ada komentar:

Posting Komentar