Kamis, 18 Juni 2015

Berbagi Pengalaman Hidup Bersama Dengan Tuhan

Saya menulis artikel ini karena saya ingin berbagi pengalaman yang indah dengan kalian semua. Saya harap ini bisa membawa berkat juga bagi kalian yang telah menyempatkan diri untuk membaca tulisan ini. Semoga kalian semua bisa menikmati cerita ini.

Saya percaya dengan sungguh apa yang telah ku dengar dan yang telah saya lihat dengan mata kepala saya sendiri dan yang telah saya alami di sepanjang hidup ini. Saya menunggunya dengan sabar dan hasilnya sungguh di luar prediksi  (1Korintus 2:6).  Tuhan membuka jalan bagiku, dan jika saya hitung berkat-Nya maka tak terbilang jumlahnya. Saya sampai tak percaya dengan perubahan yang ku alami dan sempat saya pernah bertanya "Apakah ini saya?" 

Saya benar-benar dibentuk oleh-Nya. Bahkan harus rela menderita untuk menanggung segala sesuatu yang tidak mengenakkan sekalipun. Juga harus menerima resiko yang sebenarnya tak pantas untuk saya terima (Luk 9:23). Namun dari situ saya belajar sesuatu yang berharga. Saya belajar dari sosok pribadi yang luar biasa yakni Yesus Kristus yang mampu melewati siksaan yang begitu berat untuk menebus dosa kita semua di dunia ini (Ibrani 2:17), yang selalu berserah dan bergantung kepada Allah Bapa. Meskipun dalam kemanusiaan-Nya pernah meminta untuk cawan itu berlalu dari-Nya tetapi Dia tetap taat kepada kehendak Bapa bahkan sampai mati di kayu salib.

Meskipun terkadang saya tak memahami masalah yang ku hadapi, tetapi saya tetap berharap pada-Nya. Dia yang memberikan pengertian dan hikmat untuk bisa memahami semua yang terjadi di dalam hipud saya. Jujur, secara pribadi saya sering mempersoalkan sesuatu yang tidak sesuai dengan apa yang saya kehendaki. Namun secara perlahan persepsi itu mulai hilang dari diri ini. Saya mulai memandang sesuatu dengan sudut pandang yang lebih luas. Tidak hanya berdasarkan pengertian saya sendiri. (Amsal 19:19) 

Saya sadari bahwa dulu saya juga pribadi tidak terlalu sering berdoa dan mengucap syukur. Bahkan makanpun saya tak sempat melakukannya. Apa lagi saat ingin tidur, sangat jarang. Kalian pasti tahu kan bagaimana kalau rasa kantuk itu sudah mulai menghampiri kita? Pasti kebanyakan dari kita langsung meresponnya dengan menutup mata dan akhirnya kita semua berada di bawah alam sadar kita. Memang hati kecilku selalu mengingatkan ku tentang hal itu, tetapi saya abaikan begitu saja. Iblis memang benar-benar berhasil untuk membujukku dan melaksanakan keinginannya. Tapi, kenyataan di atas berbading terbalik dengan kehidupanku sekarang. Setelah saya menerima Yesus Kristus secara pribadi sebagai Tuhan dan Juru selamat, hidup saya benar-benar diubah. Hidup saya benar-benar dipulihkan (Efesus 4:24). Saya menyadari bahwa saya tak layak dihadapan-Nya, tetapi Dia dengan tangan terbuka mau menerima saya tanpa melihat apa yang menjadi kekurangan dalam diri saya. Saya sangat bersyukur dengan hal itu. Saya bisa merasakan kehangatan cinta yang Dia berikan kepada saya. Semua pergumulan hidup seakan tak mampu ku lewati tetapi Dia sungguh memberikan kekuatan kepada saya untuk bisa mengatasinya (Filipi4:21). Dia yang menjadi penghibur dan pemberi semangat dengan Firman-Nya. Dari Firman-Nya saya bisa memandang dengan jelas jalan mana yang harus aya tempuh dan jangan sampai itu membawa saya kepada jurang kebinasaan.

Tak bisa dipungkiri cinta kepada siapapun menuntut pengorbanan. Pengorbanan tersebut harus dibuktikan dengan tindakan yang nyata, tidak berdasarkan ungkapan kata-kata belaka yang tak punya esensi sedikitpun. Tuhan sendiri telah menunjukan kepada saya dan kepada kita semua bahwa ia sangat mengasihi kita dengan memberikan Anak-Nya yang tunggal sebagai korban sembelihan yang murni, kudus, dan tak bercela sedikitpun untuk memulihkan hubungan kita dengan-Nya (Yohanes 3:16). Sungguh suatu teladan yang sudah sepatutnya kita ikuti dan laksanakan dalam kehidupan sehari-hari. Mari di dalam hidup, kita saling mengasihi. Menjadi anaka-anak Allah dengan melakukan semua perintah-Nya dan menjauhi semua larangan-Nya. Kita mengasihi, karena Allah lebih dahulu mengasihi kita (1 Yohanes 4:19). Jangan pernah meyimpan dendam dengan orang lain karena itu akan menimbulkan pertengkaran dan membuat tali persaudaraan menjadi renggang. Belajarlah untuk saling mengampuni di dalam Tuhan, karena Tuhan mengajarkan kita agar tetap bertumbuh di dalam kasih-Nya yang luar biasa.

1 Yohanes 4:12
“Tidak ada seorangpun yang pernah melihat Allah. Jika kita saling mengasihi, Allah tetapdi dalam kita, dan kasih-Nya sempurna di dalam kita”



Tidak ada komentar:

Posting Komentar