Jumat, 01 Juni 2012

Puisi: Pantaiku


PANTAIKU

Dataran putih yang memanjang
Lambaian nyiur kelapa
Nyanyian para burung di udara
Membuat indah sore itu

Ku duduk di tepi pantai
Melihat pemandangan laut
Begitu memukau
Sungguh karya terindah

Kedua bola mataku
Terus menetus menatap
Desiran ombak      
 Yang menjilat bibir pantai

Hamparan pasir putih
Serta biru lautnya
Membuat pantaiku
Dikagum-kagumi



Namun, ia mengucurkan air mata
Jika istananya dikotori
Tubuhnya yang putih mulus
Tak akan terlihat lagi

Pantaipun akan tersenyum lebar
Melihat dirinya indah kembali
Jika dapat berbicara
Ia tentu akan mengucap terima kasih

Puisi: JATUH CINTA


JATUH CINTA

Perasaanku berbeda
Saat menatap matanya
Hati berdebar kencang
Saat berhadapan langsung

Ku jadi salah tingkah
Jika bertemu
Ku merasa resah
Jika tak berjumpa

Ku seakan terhipnotis
Senyumannya yang manis
Wajahnya yang memesona
Membuatku semakin suka

Tidak tahu apa yang terjadi
Perasaanku bisa begini
Aku tak mengerti
Dengan semua kejadian ini

Apakah ku sedang jatuh cinta?
Oh, beginikah rasanya?
Sungguh suatu pengalaman
Yang sulit ‘tuk ku lupakan

Dunia seakan sempit
Hanya kau dan aku
Yang ada
Mendiami bumi

Semoga rasa ini
Semakin kuat
Seiring berjalan waktu

puisi: Mengagumi Indahnya Alam


MENGAGUMI INDAHNYA ALAM

Malam memang indah
Begitu bercahaya
Dihiasi bintang-bintang
Yang bertaburan di langit

Bulan yang benderang
Dengan cahaya keemasannya
Terus memberi kehangatan
Di malam hari

Angin malam yang bertiup
Menusuk tulang dan persendian
Begitu khusyuk
Dan lemas

Namun, semuanya sirna
Berkat bidadari cantik
Yang setia menemani
Di malam ini


Suasana sangatlah hangat
Sehangat sang dewi malam
Yang memancarkan cahayanya
Di kala itu

Hati diliputi suka cita
Melewati malam ini
Bersama sang pujaan hati
Sambil mengagumi indahnya alam

puisi : Cinta


CINTA

Cinta, 1 kata yang indah
Memiliki banyak arti
Sering menghibur hati
Tapi, juga membuat resah

Mengapa cinta itu ada?
Mengapa cinta itu buta?
Mengapa cinta itu suci?
Mengapa cinta itu murni?

Pertanyaan yang selalu
Dan selalu
Membelenggu pikiran
Menyiksa bahtin

Ku cari
Dan terus kucari
Jawaban atas pertanyaan
Pertanyaan yang beruntun

Ku coba lari
Dari semua ini
Namun kutetap dihantui
Rasa yang menghampiri




Akhirnya ku temukan
Jawaban atas misteri
Setelah ku merasakan
Indahnya cinta di hati

Terlena dengan semua
Hal yang belum pernah ku rasa
Membangkitkan gelora  asmara
Yang terus membara

Betapa indah mencintai
Dengan ketulusan hati
Yang terpancar keluar
Bagai air mancur

Hanya satu kata
Yang ingin ku sampaikan
Terima kasih cinta
Atas semua pengalaman

cerpen: Jangan Takut Jatuh Cinta


JANGAN TAKUT UNTUK JATUH CINTA
(Created by: Charlly)

Cuaca hari ini sangat panas. Sang surya berada tepat pada puncaknya. Terlihat banyak anak sekolah yang sedang mengenakan payung untuk melindungi mereka dari sinar ultraviolet tersebut. Kebanyakan adalah anak perempuan. Di depan sekolah, terdapat sosok seorang pria tengah berdiri di bawah pohon besar yang cukup rindang. Dia adalah Caken, anak sekolah SMA N 1 Jakarta. Wajahnya putih bersih, rambutnya lurus, badannya tegap, dan orangnya tinggi. Rupanya ia tengah menunggu jemputannya. Ia mengambil hpnya dari saku kiri celana abu-abunya kemudian jari jemarinya mulai menari-nari di atas badan pesawat genggam tersebut. Setelah selesai dengan pekerjaannya tadi, ia segera duduk di atas trotoar. “Wah lama banget jemputanku. Nggak biasanya seperti begini” bisik Caken dalam hatinya. Pip! Pip! Tiba-tiba tedengar  suara klakson mobil dari belakang Caken. Ia pun menoleh ke arah datangnya suara tersebut. Hatinya sangat senang saat mengetahui bahwa itu adalah mobil jemputannya. Akhirnya ia bisa pulang sekarang. “Pak, kenapa datangnya telat sich?” tanya Caken pada pak Rudi, supirnya. “Anu mas, tadi saya kena Traffic Jam, jadi datang ke sini agak terlambat” jawab pak supir itu. Kini Caken telah mengetahui apa yang menjadi penyebab keterlambatan mobil jemputannya. “Ya uda pak, kita langsung ke rumah aja! Aku ngerti kog alasannya” seru Caken. “Baik mas. Terima kasih” sahut pak Rudi. Tak lama kemudian mobil tersebut meninggalkan tempat itu.
Sesampai di rumah, Caken tak lansung ke kamarnya. Ia pergi ke taman di halaman belakang rumahnya. Tampaknya ia pegi ke kolam ikan. Rumah Caken lumayan luas. Di sana terdapat banyak bunga yang indah serta harum baunya. Caken tenyata menyempatkan diri untuk melihat hewan peliharaannya. Sweety namanya. Ia adalah seekor ikan yang badannya memancarkan warna yang indah, siripnya juga memiliki warna yang unik. Setiap orang yang melihatnya tentu saja akan memuji kelebihan dari hewan kesayangan Caken tesebut. Waktu untuk menjenguk hewan peliharaannya kini telah usai. Caken kemudian melangkahkan kaki menuju ke kamarnya. Ia melepaskan seragam putih abu-abunya kemudian mengenakan pakaian bermain. Ternyata kamar Caken penuh dengan pajangan poster di dinding kamar. Di antaranya ada Naruto, Bleach, Cristiano Ronaldo, Avenged Sevenfold, Justin Bieber, & Lady Gaga. Di antara semua pajangan yang ada, Caken paling “ngefans” sama Justin Bieber. Ia merasa bahwa dirinya telah terhipnotis akan suara indah dan merdu oleh penyanyi muda yang berbakat asal Kanada tersebut. Sebagai fans terberatnya, Caken mengoleksi semua album JB yang telah dirilis. Lagu favorit Caken adalah “Common Denominator.” Saat mendengar lagu tersebut Caken seakan terbawa suasana dan hanyut dalam lagu yang didengarnya. Memang lagu yang enak untuk didengar.
Selesai mengganti pakaiannya, Caken turun untuk sarapan. Di sana sudah ada Ratih, adiknya serta ibu dan ayahnya. Ratih sekarang sudah kelas 3 SMP, sedangkan Caken sudah berada di bangku kelas 3 SMA. Ayahnya seorang dosen sedangkan ibunya seorang guru  bahasa inggris. “Sebelum makan, mari kita berdoa. Doanya dipimpin oleh Ratih” seru ibu Caken. Ratih adalah anak yang penurut, jadi ia mengikuti perintah dari orang tuanya. Ratih memimpin doa makan siang itu. Selesai memanjatkan puji dan syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat yang telah mereka terima, mereka semua langsung menyantap hidangan yang telah tersedia di atas meja makan tersebut. “Ma, esok kan weekend. Gimana kalau kita ke pantai? Buat refreshing la, karena aku bosan di rumah terus” usul Ratih saat makan siang itu. “Betul ma. Kita ke pantai esok aja. Lagian kita uda lama nggak ke sana kan?” sambung Caken. “Ok, mama setuju. Mama juga kepingin untuk lihat pemandangan laut.” Jawab ibu dari dua orang anak itu. “Papa juga setuju” sambung ayah mereka. “Asik! Asik! Papa dan mama emang baik banget” seru Ratih dengan kegirangan. Suasana makan siang itu pun tambah asik saja dengan senda gurau antar anggota keluarga tersebut.
Hari yang ditunggu-tunggu pun tiba. Caken, Ratih dan kedua orang tua mereka tengah mempersiapkan apa saja yang akan dibawa untuk berakhir pekan. Setelah semuanya beres, mereka kemudian meletakan perbekalan tersebut di garasi mobil. “Yuk, kita berangkat. Tinggal 1 menit lagi kendaraan akan meluncur ke tempat tujuan. Bagi yang terlambat, tidak jadi ikut” teriak ayah Caken sambil melambaikan tangannya. “Papa ini ada-ada aja! Kita kan mau rekreaksi bukannya berlayar?” cetus mama Caken. Caken dan  Ratih tertawa terbahak-bahak melihat sikap dari kedua orang tua mereka. Kini seluruh anggota keluarga telah berada di dalam mobil. Ayahya langsung menyalakan mesin kemudian mereka berangkat.
Setelah menempuh perjalanan yang cukup panjang, akhirnya mereka sampai juga di tempat yang mereka cita-citakan. Mereka semua mengeluarkan perbekalan yang dibawa kemudian menuju ke tempat rekreasi. Ratih langsung lari menghampiri air laut dan merebahkan dirinya di atas permukaan air tersebut. Percikan air terdengar sangat jelas. Rupanya Ratih sangat rindu akan hal ini. Kakak dan kedua orang tuanya hanya tertawa saja melihat tingkah laku Ratih. Melihat adiknya sedang bersenang-senang dengan kegiatan yang ia lakukan, Caken beranjak dari tempat duduk lalu pergi jalan-jalan, menelusuri pantai tersebut dengan memegang selembar kertas putih di tangan kanannya sambil menikmati pemandangan yang ada di sana. Kini ia duduk di bawah sebuah pohon kelapa. Tangannya mengambil kertas putih yang dibawanya dan pena dari saku celana jeansnya. Caken mulai merangkai kata-kata di atas lembaran putih tersebut. Ia menulis sebuah puisi:

“Ku duduk di tepi pantai
Memandangi orang yang berlari
Di bawah indahnya cakrawala
Yang sungguh bercahaya


Tawa canda terukir manis
Menghilangkan tatapan sinis
Ku hanya bisa membisu
Di saat suasana memukau

Ingin sekali rasanya
Ada yang menemani
Membuatku bahagia
Menghibur hari-hari

Ku sangat mengharapkannya
Semoga semua yang ku pinta
Semua yang ku harapkan
Dapat terkabulkan

Semoga bidadari
Yang telah dikirim untukku
Dapat hadir di sini
Agar ku dapat bersamanya selalu”

Selesai menulis, tiba-tiba Caken dikejutkan dengan suara yang memanggilnya dari arah belakang. Ia pun berbalik sambil mencari tahu siapa yang telah memanggilnya. Ia melihat seorang pemuda yang sebaya dengannya sedang mendekatinya sambil melambai-lambaikan tanganya. “Rasanya aku kenal dengan orang ini. Tapi di mana ya?” tanya Caken dalam hatinya. “Hai Caken, lagi ngapain di sini? Kog sendirian?” tanya pemuda ini. “Ternyata kamu Galih. Pantas saja, waktu kamu memanggilku, aku berkata dalam hati bahwa aku familiar dengan suara ini dan ternyata itu kamu. Aku lagi lihat-lihat pemandangan aja sambil nulis puisi. Aku nggak sendiri kog. Aku datang sama keluargaku untuk rekreasi. Itu mereka di sana” jawab Caken sambil menunjukkan posisi kelurganya pada Galih. Galih adalah teman Caken. Mereka telah berteman sejak kelas 1 SMA hingga sekarang. Seiring berjalannya waktu, kini meraka telah menjadi sahabat. “Kamu sendiri ngapain di sini?” Caken balik bertanya. “Aku setiap akhir pekan selalu ke sini. Aku ingin nyante dan bersenang-senang donk?” jawab Galih sambil tertawa. “Gimana Caken, uda dapet pacar belum? Kalau uda, kenalin donk sama aku?” kata Galih sambil memukul pundak sahabatnya itu. Caken hanya tersenyum saja. “Kenapa kamu cuman senyum-senyum aja? Kenalin donk cewek kamu?” desak Galih. “Kalau aku uda punya pacar, ngapain aku sembuyiin dari kamu? Kita kan sahabatan, jadi dalam persahabatan mana mungkin ada rahasia? Sampai sekarang aku masih jomblo. Aku belum nemuin seseorang yang bisa membuatku jatuh cinta Galih” jawab Caken. “Kamu nggak bakalan nemuin seseorang yang bisa membuatmu jatuh cinta jika kamu nggak pernah membuka hati Caken. Kamu harus peka terhadap seorang cewek. Mungkin dia telah jatuh cinta padamu, tapi kamu sendiri yang tak pernah memberi kesempatan baginya” seru Galih menasehati Caken soibnya. Dalam hati Caken membenarkan perkataan sahabatnya.  “Uda dulu ya, aku mau main lagi. Sampai ketemu di sekolah nanti!” teriak Galih sambil berlari meninggalkan Caken.
Caken pun berdiri dari tempat itu dan menuju ke keluarganya. Kini hari telah sore. Caken dan keluarganya segera membereskan perbekalan yang tadi mereka bawa dan bersiap-siap untuk pulang ke rumah tercinta. Semua barang dinaikan kembali di atas mobil dan dimasukan ke dalam garasi. Setelah itu semuanya naik dan mereka berangkat meninggalkan tempat wisata tersebut. “Ratih senang banget ma hari ini. Kapan-kapan kita balik lagi ke sana ya?” Kata Ratih kepada ibunya yang penyayang itu. “Iya dech! Yang penting kita semua bisa bersenang-senang sejenak dan melupakan semua aktivitas yang menjadi rutinitas sehari-hari kita” jawab ibunya. Sementara itu Caken nampaknya sedang gelisah. Mungkin karena mendengar perkataan Galih tadi. Namun ia segera mengalihkan pikirannya ke hal yang lain. Setibanya di rumah Caken lansung ke kamarnya. Ia berdoa untuk mohon petunjuk dari Yang Maha Kuasa dalam menjalani hidupnya ke depan nanti. Setelah itu ia langsung tidur. Ia pun terlelap dalam mimipi indah.
Kini hari libur telah usai. Hari ini juga merupakan hari pertama masuk sekolah. Caken sudah cukup puas berakhir pekan kemarin. Kini ia harus menjalani proses belajar mengajar seperti biasanya. Semua aktivitas yang sering dilakukan kini dimulai lagi. Waktu seakan berjalan sangat cepat sehingga hari bersantai-santai pun telah berakhir. Caken dan Ratih kini telah siap ke sekolah dengan memakai pakaian seragamnya masing-masing. Mereka terlihat rapi sekali di ruang tamu. Mereka sarapan pagi sambil menunggu ayahnya yang akan mengantar mereka ke sekolah, karena setiap pagi mereka selalu berangkat bersama-sama. “Semuanya sudah siap? Yuk kita berangkat!” seru ayah kedua orang anak itu. “Semuanya sudah beres. Let’s go to my sweet school!” kini giliran Caken yang ambil suara. “Hati-hati di jalan ya? Semoga semuanya berjalan lancar” kata ibu Caken sambil mengantar mereka ke depan rumah. Mobil sedan berwarna hitam keluar dari pintu garasi. Warnanya mengkilap. Caken dan Ratih segera naik ke dalam mobil tersebut. Bunyi suara klakson terdengar, pertanda bahwa mereka akan segera berangkat. Ibunya hanya menatap hingga mobil tersebut lenyap dari pandangannya. Ia kemudian masuk dan menyelesaikan pekerjaan rumah sebelum ia berangkat ke sekolah untuk mengajar.
Mobil yang mengantar Caken bersama Ratih adiknya kini berhenti di sekolah Ratih. Ratih segera turun dari mobil tersebut. Ia berpamitan kepada ayah dan kakaknya. Pemberhentian berikutnya adalah sekolah Caken yang tak jauh dari sekolah adiknya sebelum ayahnya pergi ke tempat kerjanya. “Makasih ya pa, uda anterin Caken ke sekolah. Papa hati-hati ya di jalan” kata Caken kepada ayahanda tercinta setibanya di sekolah. “Iya! Papa berangkat ya” jawab pak Farles ayahnya Caken. Caken langsung ke ruangan belajarnya. Ternyata galih datang lebih awal dari Caken. “Lih, kenapa kamu datangnya lebih awal? Nggak biasanya tuch?” tanya Caken keheranan. “Itu karena hari ini aku piket, makanya aku datengnya lebih awal” jawab Galih. Tak lama kemudian bel tanda mulainya kegiatan di sekolah berbunyi. Semua anak bergerak menuju ruangan belajar mereka. Hari itu proses belajar mengajar di sekolah berjalan dengan lancar dan tak terasa kini waktu belajarnya telah selesai. Semua anak teriak kesenangan. Mereka memasukan alat tulis menulis ke dalam tas kemudian pulang ke rumah tercinta. Ketika keluar kelas, tatapan Caken tertuju pada salah seorang perempuan. Wajahnya cantik dan rambutnya panjang. Dia berbisik kepada Galih dan berkata, “Lih itu siapa?” “Yang mana?” tanya Galih. “Itu, cewek yang pake tas warna pink dan rambutnya panjang sambil memegang handphonenya” seru Caken sambil tetap melirik orang yang dia maksud. “Oh? Dia itu murid baru di sekolah kita. Namanya Pritty. Dia sekarang duduk di kelas XI IPA1. Ada apa kamu nanya kayak gitu? Kamu naksir ya sama dia? Ngaku aja dech!” tanya  Galih. “Nggak kog. kamu itu sembarangan aja. Aku tuch baru lihat dia di sekolah kita , makanya aku nanya sama kamu donk” Caken membalas pertanyaan sobatnya itu. “Yauda, jangan dipikirin lagi. Mending sekarang kita pulang, setelah itu kita langsung ngerjain tugas dari Pak Rei guru fisika itu. Kita kerjanya di rumah kamu aja, gimana?” usul Galih. “Ok. Aku setuju” balas Caken. Keduanya kini melanjutkan perjalanan mereka yang tertunda.
Sore harinya Caken telah berada di ruang tamu dengan beberapa buku pelajaran si atas meja. “Kog Galih belum dateng juga? Katanya mau kerjain tugas. Mungkin dia lagi sibuk kali ya?” kata Caken dalam hatinya. Tak lama kemudian Galih pun datang. “Sorry ya Ken, uda nunggu lama. Soalnya aku harus bantu beresin pekerjaan di rumah dulu” kata Galih. “Iya dech, aku maafin. Yuk kita langsung kerja aja” kata Caken. Galih segera mengeluarkan buku-buku dari tasnya, kemudian keduanya langsung mengerjakan tugas tersebut. Setelah satu jam lewat, akhirnya pekerjaan rumah mereka dapat diselesaikan juga “Akhirnya selesai juga” seru Galih pada Caken. “Iya nih. Soalnya lumayan berat juga ya Lih. Untung kita punya buku referensi yang banyak, jadi bisa dikerjain” sambung Caken. “Betul sekali. Dan aku beri skor 100 buat kamu” pintal Galih. “Hahaha… Kamu ini ada-ada aja. Kita ini lagi belajar bukan ikutan kuis berhadiah tau?” jawab Caken. “Iya, aku tau kog. lagian kita kan baru saja kerja tugas, di mana otak kita telah bekerja keras, jadi kita perlu refreshing lah. Jangan terlalu memaksakan otak kita untuk bekerja terlalu banyak, ia kan butuh isirahat juga. Terus belajar itu nggak harus serius kan? Yang penting belajar itu menyenangkan. Betul nggak?” jawab Galih. “Iya ya. Kamu itu seperti seorang professor aja yang sedang menerangkan materi kuliahnya” sambung Caken. Keduanya pun tertawa bersama-sama. “Aku pulang dulu ya, soalnya uda malem. Sampai ketemu di sekolah” pamit Galih sambil melambaikan tangannya. “Iya” jawab Caken sambil membalas lambaian teman karibnya itu.
Fajar telah menyingsing, pertanda hari yang baru telah tiba. Caken bangun dari tempat tidurnya dan kemudian menjalankan aktivitas yang seperti biasanya. Setibanya di sekolah ia bertemu dengan Pritty di depan pintu pagar. Ia segera menghampiri wanita tersebut. Ia berkenalan dengannya saat dalam perjalanan ke kelas masing-masing. Percakapan antara Caken dan Pritty terjadi. “Sampai jumpa lagi ya Pritty” seru  Caken kepada wanita pujaannya itu. Pritty hanya menatap Caken dengan mata yang memesona. “Cie, ada yang uda mulai berubah nich?” tiba-tiba Galih muncul dari arah belakang dan mengejutkan Caken. “Siapa yang berubah, emangnya aku power ranger?” tanya Caken pada Galih. “Ya, secar fisik sich kamu itu nggak berubah dan kamu juga bukan power ranger. Tapi, di lain sisi tingkah lakumu telah berubah. Awalnya kamu minder banget dengan yang namanya perempuan. Akan tetapi semuanya sirna setelah aku melihat kejadian yang baru saja terjadi. Bukankah begitu?” jelas Galih pada sobatnya sambil menaikan kedua alis matanya. “Semuanya kan butuh proses dan semua orang tentu punya alasan untuk berubah kan? Jadi, apa salahnya kalau aku menjadi sedikit agressif? Uda jangan dibahas lagi. Kapan-kapan baru kita membahasnya kembali. Yuk kita ke kelas” ajak Caken. Keduanya ke kelas sambil berangkulan kegirangan. Caken masih saja bingung dengan perasaannya. Ia tak tahu mengapa sampai ia bisa menyukai Pritty. “Apa aku sedang jatuh cinta ya? Kog perasaanku nggak karuan gini ya? Apa dia juga merasakan hal yang sama sepertiku? Ah, masa bodoh. Aku nggak mau mikirin hal yang aneh-aneh.” Seru Caken di dalam hatinya.
Keesokan harinya Caken menceritakan semua perasaan yang sedang ia alami kepada sahabatnya, Galih. “Jadi begitulah yang sedan aku rasain” kata Caken. “Hmmm… Itu namanya kamu sedang Jatuh cinta!” kata Galih kepada sahabatnya. “Jatuh cinta memang suka membuat hati kita gundah namun juga membuat hati kita senang. Kita terjebak dalam dua rasa yang berbeda ini dan kamu harus memahaminya. Kamu menyukai Pritty tapi kamu tak tahu alasannya mengapa sampai kamu menyukainya. Itulah yang dinamakan cinta. Cinta itu datang tiba-tiba. Ia tak pernah memilih orang untuk singgah dihatinya. Cinta itu juga buta tak memandang siapa yang ia cintai. Cinta itu juga tulus bro, keluar dari dasar hati yang paling dalam. Jangan pernah takut untuk jatuh cinta, sebab jatuh cinta itu seru dan menyenangkan. Hari-hari pasti akan terasa sangat berharga. Lebih tidak asyik jika kita tak pernah merasakan yang namanya jatuh cinta, karna di saat itu jkita tak pernah memberi kesempatan bagi diri kita untuk mencintai seseorang. Jadi, turuti saja apa kata hatimu. Jika hatimu berkata bahwa kamu menyukai Pritty, ungkapin aja perasaanmu. Masalah diterima atau ditolak itu urusan belakangan. Kalau kita tak pernah mecoba berarti kita tak pernah tahu apa hasilnya” seru Galih. “Benar juga apa yang kamu bilang. Memang dalam urusan cinta kamulah jagonya! Oke dech, akan ku turuti saranmu” Caken berkata dengan keyakinan yang kuat setelah mendengar ucapan dan saran dari sahabatnya. “Itu lebih baik” sambung Galih.
Sepulang sekolah Caken menghampiri Pritty. Ia berniat untuk mengajak Pritty jalan-jalan. “Hai Pritty! Kamu mau nggak, sebentar sore kita jalan-jalan?” tanya Caken. “Boleh tuch, tapi ke mana?” Pritty balik bertanya. “Ke mana aja dech” jawab Caken. “OK!” seru Pritty dengan wajah kegirangan karena diajak Caken. “Oh ya, aku minta nomer hpmu donk, biar aku bisa hubungi kamu sebentar sore” seru Caken pada wanita cantik tersebut. “Ni nomer hpku” jawab Pritty. “OK, thanks ya! Sampai ketemu sebentar sore” kata Caken sambil meniggalkan Pritty. Percakapan kedua orang tersebut pun berakhir. Mereka berdua melanjutkan perjalanan kembali. “Aku harus mencari tahu jawaban dari perasaan yang sedang ku alami. Semua jawaban itu ada pada Pritty. Hanya prittylah jawaban dari misteri perasaanku. Aku tak mau ada orang lain yang mendahuluiku mendapatkannya” Caken berkata dalam hatinya.
Sore harinya Caken dan Pritty bertemu di sebuah mal. Pritty terlihat sangat cantik sekali sore itu dengan memakai baju kaus putih dengan celana jeansnya. Penampilannya sangat berbeda dari sebelumnya. Hal ini tentu saja semakin membuat Caken merasa tertarik padanya. “Kamu terlihat cantik sekali hari ini” puji Caken pada Pritty. “Ah, biasa aja!” jawab Pritty dengan malu-malu. Mereka berdua akhirnya jalan bersama di dalam mal tersebut. Mereka membeli barang, bermain, saling cerita dsb. Hari itu adalah hari yang sangat spesial bagi Caken maupun Pritty. Keduanya bersenang-senang hari itu. Tak terasa malam telah menyelimuti bumi. Caken dan Pritty menghentikan aktivitas mereka dan beranjak ke rumah masing-masing. “Thanks ya Pritty, uda mau nemenin aku jalan-jalan hari ini” kata Caken pada Pritty. “Iya, makasi juga karena kamu uda bikin aku senang hari ini.” “Hari uda malam, sebaiknya kita segera pulang. Orang tua kita pasti nyari kita kalau belum pulang” seru Caken. “Betul juga. Sampai ketemu lagi ya dan thanks atas semuanya” seru Pritty sambil meninggalkan Caken. “Hari yang sangat menyenangkan” kata Caken dalam hatinya. Ia pun beranjak ke rumah.
Keesokan harinya setelah pulang sekolah Caken menemui Pritty kembali. Keduanya kelihatan  makin akrab saja. “Pritty, aku mau ajak kamu ke suatu tempat. Gimana, kamu mau nggak?” tanya Caken. “Mau ke mana lagi? Kita kan uda jalan seharian kemarin” tanya Pritty penasaran. “Ada dech. Yang penting kamu mau aja. Mau ya?” rayu Caken pada gebetan barunya itu. “Iya dech aku mau” jawab Pritty. “Sampai ketemu ya?” ucap Caken sembari meninggalkan gadis berparas cantik tersebut. “Kenapa kamu ngajak aku ke pantai?” tanya Pritty saat mereka berdua tiba di tempat yang dijanjikan Caken kepadanya. ”Aku ngajak kamu ke sini karena kamu orang yang spesial di mataku. Kalau aku lagi kesal, lagi bosen, lagi bĂȘte dan sebagainya aku sering datang ke sini. Di sini aku bisa merasa sedikit terhibur dengan pemandangan laut yang begitu indah. Di sini pula aku dapat mengagumi keindahan dari Sang Pencipta dan aku merasa dekat denganNYA. Aku pokoknya senang sekali dengan panorama laut. Kalau kamu suka nggak?” tanya Caken pada Pritty. “Oh, jadi begitu alasannya. Aku juga suka sama pemandangan laut. Saat melihat indahnya alam aku merasa nyaman sekali” cetus wanita 16 tahun tersebut. “Wah, berarti kita punya kesamaan donk?” ucap Caken sambil melirik pujaan hatinya itu. “Bisa dibilang begitu” jawab Pritty dengan agak malu. Keduanya menghabiskan waktu bersama di pantai, memandangi sang surya yang akan masuk ke tempat peraduannya. Warna kuning keemasan yang bertabur di laut biru menambah indahnya suasana di kala itu. Apa lagi hati Caken tengah berbunga-bunga bagai taman di Surga.
Hari demi hari yang mereka habiskan selalu bersama akhirnya menimbulkan perasaan saling suka antara mereka berdua. Pritty mulai terlena dengan indahnya cinta. Baru kali ini ia merasakan yang namanya jatuh cinta. Ia merasa tertarik kepada Caken. Hari-hari bersama dengan Caken ingin diulangi kembali. Ia merasa tenang dan bahagia bila berada di sisinya. Ia ingin sekali mengungkapkan perasaannya kepada Caken, tapi itu tak mungkin karena dia adalah seorang wanita. Tidak mungkin ia berkata “I love you” pada Caken. Di mana-mana itu kuda yang cari rumput bukan rumput yang cari kuda. Pritty menunggu dengan sabar akan datangnya hari di mana Caken akan mengungkapkan cinta kepadanya. Ia pun memendam semua perasaannya itu. Begitu pula yang dialami Caken. Caken ternyata telah jatuh cinta kepada Pritty saat jumpa pertama. Tapi, ia menyembunyikan perasaannya tersebut. Sebenarnya dia ingin mengungkapkan perasaannya, tapi mengapa ia selalu merasa tak bisa. Ia mencari cara bagaimana agar Pritty tahu bahwa dia suka padanya. Akhirnya, Caken mengutarakan masalah yang sedang ia alami pada sahabatnya, Galih. “Jika itu yang kamu rasakan, ungkapin aja kali? Jangan jadi cemen begitu donk? Berani dikit kenapa? Emangnya nanti ada yang gebukin kamu gitu? Nggak ada kan? Aku bilang sama kamu ya, jangan pernah takut untuk jatuh cinta! Ingat kata-kataku. Jika kamu memendam perasaanmu dan tak mau mengungkapkannya, itu berarti kamu menyiksa dirimu sendiri” seru Galih memberi saran dan masukan kepada Caken. Caken hanya diam saja. Ia memikirkan kata-kata sahabatnya. Setelah sekian lama berdiam diri akhirnya Caken berbicara, “Baiklah! Aku akan nembak Pritty, tapi aku nunggu saat yang tepat” ucap Caken dengan sangat yakin seakan baru saja mendapat penyegaran setelah mendengar perkataan Galih tadi. ”Awas, keburu diambil sama orang lain kalau kamu terlalu lama nyatakan cintanya” kata Galih memperingati.
Caken memutuskan untuk mengajak Pritty nonton bersama. Tentu Pritty sangat senang mendengar ajakan Caken dan ia menerimanya. Mereka pergi ke bioskop. “Kamu mau nonton film yang mana, horror, drama, aksi, komedian atau apa?” tanya Caken. “Kita nonton Harry Potter aja. Katanya episode terbarunya uda keluar. Judulnya itu The Deathly Hallowes. Ceritanya pasti seru. Gimana?” Pritty balik bertanya. “Kalau begitu mau kamu, yauda” jawab Caken sambil mengajak Pritty untuk membeli tiket serta makanan ringan sebagai pengganjal perut saat nonton nanti. Saat tayangan selesai dan mereka akan pulang segera saja Caken menahan langkah Pritty. Dengan hati yang sangat berdebar beserta perasaan yang bercampur aduk, Caken mencoba untuk berkata, “Pritty, sebenarnya aku malu. Malu sekali untuk ngomongin ini ke kamu. Tapi, aku memberanikan diri untuk mengungkapkannya. Mungkin inilah saat yang tepat. Sebenarnya aku telah jatuh cinta padamu saat pertama kali aku melihat mu di sekolah. Tapi, aku takut untuk mengungkapkan apa yang sebenarnya yang sedang ku rasa. Aku menyembunyikan perasaanku ini. Aku tahu bahwa aku tak harus terus begini, sembunyi di balik kenyataan yang ada. Meskipun bibirku terus berkata tidak, tapi hati ini terus memancarkan sinarnya. Dan tak dapat ku pungkiri lagi bahwa aku suka padamu. Aku tak bisa menggambarkan perasaanku hanya lewat kata-kata saja, karena itu tak cukup. Aku tak tahu mengapa? Aku pengen tahu, apa kamu juga merasakan hal yang sama?” tanya Caken pada Pritty. Saat itu Pritty sangat senang sekali. Akhirnya setelah sekian lama menunggu, hari itu datang juga. Hari di mana Caken mengungkapkan perasaan yang sesungguhnya kepadanya. Iya tersenyum di saat Caken menyatakan cinta kepadanya. Pipinya memerah bagai tomat. Dengan perasaan senang bercampur malu Pritty membalas pertanyaan yang dilontarkan kepadanya, “Sebenarnya aku juga merasakan hal yang sama. Hari-hari yang telah kita lewati bersama membuatku selalu dekat denganmu. Aku merasakan kenyamanan dan ketenangan saat aku berada di sisimu. Sehingga aku juga telah jatuh cinta padamu. Aku tak mungkin mengatakan ini duluan karena aku cewek dan kamu tentu mengetahuinya. Dan jujur, baru kali ini aku rasain yang namanya jatuh cinta. Kamulah orang yang telah membuatku terbuai dengan indahnya cinta.” “Jadi, kamu juga merasakan hal yang sama” tanya Caken sekali lagi seperti tak percaya dengan apa yang baru saja ia dengar. Pritty hanya menganggukan kepala, pertanda bahwa pernyataan Caken benar.
Hati Caken langsung berbunga-bunga setelah mendengar semuanya. Pikirannya seakan terbang menembusi awan. Ia tak perlu menanyakan kepada Pritty lagi bahwa apakah ia sudah punya seorang kekasih atau belum karena telah mendengar penjelasan dari Pritty sendiri bahwa ia baru pernah merasakan jatuh cinta. “Kalau begitu, maukah kamu menjadi pacarku?” tanya Caken lagi sambil menatap kedua bola mata Pritty. “Iya, aku mau” jawab Pritty dengan lembutnya sambil kedua tangannya menggaruk lehernya tak jelas. Ia seperti salah tingkah di hadapan Caken. Saat itu juga, rasa takut Caken untuk mengungkapkan perasaannya telah sirna setelah berjumpa dengan sang pujaan hati. Ternyata saran dari sahabatnya sangat berguna sekali. “Pritty, 2 minggu lagi aku harus menghadapi UAN, jadi kita tak bisa menghabiskan waktu bersama lagi seperti hari-hari kemarin karena aku akan lebih fokus dalam hal belajar. Aku harap kamu bisa memahaminya ya?” ucap Caken menjelaskan kondisinya yang sekarang. “Iya aku ngerti kog. Kamu jangan khawatirkan aku ya. Kamu fokus saja dengan UAN biar nantinya kamu bisa lulus” jawab pacar baru Caken itu. Ternyata di balik parasnya yang cantik, Pritty juga memiliki hati yang mulia. Ia sangat pengertian, baik, ramah terhadap siapa saja, murah senyum, suka membantu dan sebagainya. Caken sangat beruntung memiliki pacar seperti Pritty.
Kini Caken dan Pritty tak bisa menghabiskan waktu bersama lagi karena Caken akan mempersiapkan diri untuk mengikuti UAN yang akan berlangsung beberapa hari lagi. Sebagian besar waktunnya dipakai untuk belajar. Ia tak mau mengecewakan keluarga, sahabat dan pacarnya kalau ia tak berhasil nanti. Dia ingin menunjukan bahwa ia dapat melewati masa sulit seperti ini dengan membuahkan hasil yang gemilang. Di saat hari pertama Caken masuk ruang ujian, ternyata Pritty jatuh sakit. Ia sakit demam. Panasnya tinggi sehingga orang tuanya memutuskan untuk membawa Pritty ke Rumah Sakit. Pritty mendapat perawatan intensif di sana. Kedua orang tuanya sangat khawatir dengan kondisi buah hati mereka. Mereka menjaga Pritty setiap waktu. Ia harus tetap mendapat dukungan moril dari kedua orang tuanya agar ia lekas sembuh.
Caken tak mengetahui bahwa pacarnya sekarang sedang dirawat di Rumah Sakit. Ia punya firasat yang kurang baik akan kabar dari pacarnya, namun semuanya itu ia tahan demi menjalankan UAN yang telah berada di batang leher. Ia menghilangkan semua kecurigaannya itu kemudian fokus dengan setiap butir soal yang akan ia hadapi. Caken melewati hari-hari ujian dengan baik. Namun, tiba-tiba salah seorang teman dekat Pritty menelpon Caken. Ia segera memberitahukan kabar mengenai Pritty yang sedang dirawat di Rumah Sakit. Hati Caken tiba-tiba berubah, dari senang menjadi sedih. Ia sangat khawatir dengan keadaan kekasihnya itu. Caken segera mengunjungi pacarnya di Rumah Sakit yang telah disebutkan. “Semoga Pritty uda agak baikan” seru Caken sambil berlari ke ruangan Pritty. Di sana ia bertemu dengan kedua orang tuanya. Caken menyarankan kedua orang tuanya untuk pulang dan beristirahat sejenak dan biarlah Caken yang menjaga Pritty karena kedua orang tuanya sangatlah letih. Mereka kelihatan sangat lunglai karena menjaga anaknya. Kedua orang tuanya menuruti saran Caken. “Pritty, aku minta maaf sekali ya. Sewaktu kamu sakit aku tak berada di sisimu untuk menghiburmu. Aku betul-betul sangat khawatir dengan kondisimu sekarang. Aku rela menjagamu hingga kamu pulih kembali. Maafin aku ya kalau nggak menjagamu selama ini” seru Caken meminta maaf pada sang kekasih. “Kamu tak perlu minta maaf kog. Aku ngerti akan keadaanmu. Lagian kamu ada di sini, aku merasa sangat senang sekali karena bisa melihatmu lagi. Kondisiku sudah agak baikan kog. Kata dokter, besok aku sudah bisa balik ke rumah lagi. Jadi kamu jangan khawatir ya?” jawab Pritty yang di kala itu badanya masih lemas namun ia senang kerena Caken mengunjunginya. Caken perhatian betul sama Pritty sehingga rela menemaninya di Rumah Sakit. Ini bukti bahwa Caken sungguh mencintainya.
Waktu berjalan sangat cepat sehingga hari pengumuman hasil UAN pun tiba. Pritty sudah sembuh dari sakitnya. Ia mengikuti acara pengumuman tersebut. Ternyata SMA N 1 JAKARTA lulus 100%. Semua anak melompat kegirangan. Mereka senang mendengar berita bahagia tersebut. Ada pula yang menangis karena merasa terharu. Kebahagiaan itu juga dirasakan oleh Pritty. Ia senang bahwa Caken lulus dalam UAN tersebut. Ucapan selamat pun segera ia lontarkan kepada kekasihnya itu. Caken menatap dalam-dalam wajah Pritty dan kemudian ia berkata, “Terima kasih ya Pritty atas semua kebaikan dan perhatianmu selama ini ke aku. Aku sangat senang sekali berada di sampingmu. Aku inign sekali mengulang kembali hari-hari di mana kita saling tertawa dan bersama. Tak akan kulupakan semua kenangan manis yang telah kau beri dalam hidupku ini. Aku sungguh merasakan betapa indahnya cinta saat denganmu. Kau telah memberi warna tersendiri di dalam hidupku. Namun, sebentar lagi aku akan meninggalkan sekolah ini dan akan melanjutkan studi. Berarti kita tak bisa bersama lagi. Aku takut dengan kepergianku ini kamu menjadi sedih.” “Kamu tak usah takut ataupun sedih. Malahan aku senang kog. Aku rela kau pergi. Itu semua kan demi kebaikanmu juga, demi masa depanmu nanti. Aku bangga dan senang sekali bisa bertemu dan berkenalan denganmu. Apalagi telah menjadi pacarku. Bagiku kau adalah sesuatu yang sangat spesial di mataku. Kau telah mengajarku banyak hal. Semua kebaikan yang kau lakukan padaku tak akan pernah ku lupakan. Meski jarak dan waktu memisahkan kita berdua, tapi aku yakin jika kita memang berjodoh Tuhan pasti mempertemukan kita kembali kog.” jawab Pritty dengan wajah tersenyum tetapi hatinya berat untuk meniggalkan Caken, pujaan hatinya. Tapi apa boleh dibuat. Inilah yang telah digariskan olehNYA. Kita hanya menjalankan saja. Sesuatu pasti indah pada waktunya. Meski berat, tapi Pritty harus merelakan kekasihnya untuk pergi. Inilah kenyataan hidup yang harus diterima. Jika kita berani untuk mencintai seseorang maka kita juga harus siap untuk mengalami masa-masa sulit, di mana kita harus rela meninggalkan orang yang kita sayangi demi mencapai tujuan dan cita-citanya. “Ternyata benar. Jatuh cinta itu menyenangkan ya. Aku baru pernah merasakannya. Ternyata jatuh cinta tak seburuk dengan apa yang selama ini kupikirkan. Hubungan asmara kita bisa langgeng jika kita sendiri yang manjaga dan merawatnya. Untuk kali berikutnya jika cinta itu hadir kembali akan aku biarkan mengalir seperti air saja. Benar juga kata pepatah, lupakan masa lalu, biarlah itu menjadi kenangan. Jangan pikirkan masa depan karena kita hidup di zaman sekarang. Jadi jalani apa yang ada saja” Caken berkata dalam hatinya.
Kini Caken dan Pritty akan menempuh jalan hidup maisng-masing. Mereka tak akan lagi bersama. Namun itu semua tak membuat jalinan pertemanan mereka berakhir. Semua itu membuat mereka mengerti akan arti kehidupan dan belajar untuk menerima kenyataan yang ada. Mereka juga mengerti arti sebuah cinta setelah mereka berdua saling jatuh cinta. Jadi, jangan takut untuk jatuh cinta ya? Jika kamu merasakannya, tentu kamu akan merasakan pengalaman yang berbeda dari pengalaman-pengalamanmu yang sebelumnya.
TAMAT
KUMPULAN CERPEN DAN PUISI
Created by: Charlly Sermatan
 

















Kumpulan cerita-cerita seru dan menarik serta puisi-puisi yang bisa menyentuh hati anda.
Tak ada hasil tiruan dari manapun, melainkan ini adalah hasil kreativitas sendiri.