Jumat, 20 September 2013

pantun

Pantun

Org Cina nai kareta
Mkn roti deng mantega
Jang taku kaweng deng Pandeta
Z dapa gaji ada kolekta

Kalau mau ke jakarta,
Singgah dulu di mkasar.
Kalau mau bercerita,
jangan ad kta ksar.

Ikan samandar sandar di papan,
Burung nuri hinggap di pohon.
Jd org hrz sopan
Agar hdp jd nyaman

Zi kancil memegang pedang,
Pedangx jatuh tertiup angin.
Jika mslah dtg menghadang,
Lawanlah dgn kpla dingin.

Mari kita mendaki gunung,
Jangan lupa memakai sepatu.
Kalau ingn hidup senang,
Bkrja keraslah trlbh dhulu.

Sang pemburu memegang snjata,
Mengincar mgza yg zdg brlari.
Biarpun kau jauh di mta,
Nmun slalu dkat di hti.

Para pendekar punya srbu jurus,
Pukulan mautnya sngat brbhya.
Jangan dibaca trlalu serius,
Nnti di sangka org gila.

Prgi mandi keinjak paku,
Pakux tjam & brkrat.
Janganlah dlu mrah padaku,
Karna qta adlh shbt.

Petik bunga melati di taman,
Zmbl lhat burung yg sdg trbang.
Trznyum & trtawalah slalu tmn,
Zblum zmwx dilarang.

My Dreams Gone


Kata orang hidup itu sebuah pilihan
benarkah?
Ku rasa iya!
Pernyataan di atas memang benar, dan kini aku tengah mengalaminya.
Aku tak tahu harus memilih yang mana.
Aku bingung.
Sekarang aku dihadapkan oleh dua pilihan yang begitu sulit untuk ku ambil.
Dua pilihan yang begitu berarti di mataku.
"What should I do? Oh no! Please let me take both of them, but I don't!"
Aku diharuskan untuk memilih.
Bukan! Aku anggap ini adalah suatu keterpaksaan.
Kedua pilihan pasti punya resiko yang mungkin saja menguntungkan atau malah merugikanku.

Kutatap kedua orang tua yang sangat ku cinta.
Aku tak tega membuat mereka kecewa dan menenteskan airmata.
Namun, hati kecilku menginginkannya.
Aku ingin di duniaku.
Dunia yang begitu menyenangkan.

“Jika itu pilihanmu, bapak tak akan memaksa, tapi itu akan membunuh bapa secara perlahan.”
Kata-kata itu seakan membuatku untuk termenung sesaat. Bagai petir yang menyambar di siang bolong.
Aku tahu, itu akan menjadi bom waktu baginya, bagi ayahku.
Air mata secara perlahan mulai membasahi wajahku.
"Aku sayang kalian papa dan mama."
"Aku akan ikut kalian."
Mungkin ini akan terasa berat dan butuh proses yang lama untuk mengurungkan niatku ini.
Tapi aku akan coba, dan akan terus ku coba. Aku yakin aku bisa, meski butuh waktu yang panjang.
Aku tahu kalian ingin yang terbaik untukku.
Tapi beginilah kenyataanya. Harus dijalani.
Mungkin ini adalah takdirku.
Takdir menjadi seorang malaikat penolong bagi keuargaku.
Aku harus mengorbankan keinginanku.
Bukan! Keinginan terbesarku.
Hufftt..
itu cukup menyakitkan.
Sedih harus melepaskan impian yang hampir saja aku pegang.
Hampir saja aku raih.
Kini aku hanya bisa melambaikan tangan pada kapal impianku yang akan segera lepas landas.
Mengucapkan selamat tinggal dan mungkin tidak akan berjumpa lagi.
Kesempatan hanya datang satu kali, selebihnya itu merupakan sebuah kerja keras.
Kesempatan emas ku biarkan pergi begitu saja.
Apa ini adalah cobaan?
Cobaan akan keteguhan hati yang tertumpuk pada sebuah keyakinan?
Entalah..
aku sekarang terjerat dalam dua dunia yang berbeda.
Ingin sekali rasanya membenturkan kepala ke tembok hingga berlumuran darah
agar aku lupa akan impian terbesarku.
Aku iri..
Ya, pada kalian semua!
Mengapa kalian tak pegang tanganku dan mengajakku untuk bangkit kembali?
Mengapa kalian hanya tertawa melihatku yang jatuh dan mencoba untuk berdiri dengan tenaga yang tersisa?
Kini ku berusaha tuk melepaskan niat ini.
Niat yang telah berdiam lama dalam detak jantungku.
Aku harus memulai lembaran baru.
Aku kini hanya bisa menatap mentari yang tampak malu-malu untuk menunjukan rupanya.
Aku terjaga hingga saat ini.
Ku tak mampu untuk menutup mata, yang mungkin saja akan mengingatkanku kembali padanya.
Ku bulatkan hati untuk terus maju.
Apapun tantangannya!
Apapun rintangannya!
Kan ku kubur dalam-dalam semua impian ini bersama batu yang ku lemparkan ke laut.
Yang akan membawanya hingga dasar terdalam dan aku tak mungkin untuk melihat dan menemukannya lagi.
Mungkin itu bukan panggilanku.
Bukan jalan bagiku.
Ku mulai belajar melepaskan apa yang begitu berharga dan mulai menerima apa yang telah kudapat.
Biarlah itu menjadi impianku yang mungkin akan disukseskan oleh orang lain.
Berhasil menemukan kunci dan membuka peti harta karunku.
Dan akhirnya mampu untuk mewujudkannya!
Tak perlu lagi ada air mata.
Hidupku belum habis semua.
Dan aku tahu, inilah yang terbaik untukku.
Ku ikhlaskan semuanya.
Apa aku malu?
Sama sekali tidak!
Ini malah membuat ku lebih bersemangat lagi.
Semangat dalam menjalani kehidupan yang selalu diterpa oleh kemajuan teknologi.

game is not over



If you down, try to get back
Keep fighting 'till you stand up again
Just try again when you failed
Don't let your dreams gone forever



You came into this world unknown
But know that you are not alone
Cause i am always here
You'll never leave, sokeep your smile



I know you're sad
Even when you smile
Even when you laugh
I can see it in your eyes
Deep inside you wanna cry, right?



Try to face the truth
I know it hurts enough
But together we'll making out this mess

I know there are so many trouble
Trying to knock you down
But together we'll be strong




What you crying about?
Change is coming
It's your time now
You got me?



Life is a struggle
Struggle to live
That's I know
Life is like a sky
Didn't seems always blue
But sometimes turn to black, rainy, cloudy, storm, thunder, and lightning



You are always something special
For me and the other
And you should know that
You see?



There's so many people around you
Don't make yourself like a child
Crying when she lose her toys



Wake up girl!
You can do so much better
You can do so many things
Don't let you down
Don't cry again, please!



Open your eyes dear
Look at me now!
Game it's not over
It just started
So let's finished the game
Defeat all of them
And bring the happiness back
We'll get the happy ending
Trust me!
We can do that, together!

WHY DO WE BREAK UP?

WHY DO WE BREAK UP?

Hari begitu gelap. Sang surya telah kembali ke peraduannya. Tak ada satupun sinar bintang terpanjar dari langit malam. Hanya terdengar suara petir yang menyambar, disusul suara guntur yang menggelegar di telinga. Rina masih saja duduk terdiam di ruang keluarga. Kedua tangannya menggapai lutut. Ia terlihat begitu murung. Tak berdaya sama sekali.
Kamu di mana? Aku kangen banget sama kamu! Kamu hilang bagai ditelan bumi. Nggak ada kabar sama sekali!!”
Kejadian itupun teringat kembali di benak Rina. Rina memanggil Lee, saaat ia sedang lari sore bersama Dina, temannya. Tapi panggilannya sama sekali tidak dihiraukan oleh Lee. Rina jadi sedih sekali. Dia dicuekin begitu saja. Sebagai perempuan, ia merasa tidak diperhatikan oleh pujaan hatinya sendiri. Tapi Rina tak mengetahui bahwa di saat itu Lee sedang memakai headset di telinganya. Mendengar lagu dengan volume tertinggi. Lee mencoba tuk menjelaskan, tapi Rina bersikeras untuk mendengarkan. Dengan berat hati Lee meninggalkan Rina.
Lee berusaha untuk tidak menghubungi Rina untuk sementara waktu. Mungkin dengan begitu, Rina bisa menenangkan pikirannya yang penuh dengan emosi. Dan sampai sekarang Rina masih belum bisa mengontrol emosinya.
Rina beranjak dari tempat duduknya, kemudian masuk ke dalam kamar.
Makan dulu nak!” teriak ibunya dari sebelah kamar.
Aku uda kenyang ma.” Balas Rina lalu menutup rapat pintu kamarnya. Sebenarnya Rina sama sekali belum makan. Selera makannnya menjadi hilang karena terlalu memikirkan Lee, orang yang sangat ia cintai.
Alunan melodi mulai merambat ke telinga Rina. Melodi yang begitu pelan tapi sangat menghanyutkan. Liriknya sangat menyentuh hati Rina. Persis seperti yang ia rasakan sekarang. Air matanya pun mengalir keluar membasahi wajah cantiknya. Seakan langit mengetahui apa yang ia rasakan sehingga ia juga meneteskan air mata.
------

Heyy..!!” suara itu tiba-tiba mengejutkan Rina.
Kamu ngapain di sini?” sambungnya lagi. Ia kemudian duduk di samping Rina.
Indra!!” sebut Rina dengan terkejut.
Pemuda itu hanya tersenyum manis kepadanya.
Kapan kamu datang?” tanya Rina.
Tadi pagi. Kebetulan libur jadi ku sempatkan diri untuk melihatmu. Ku pikir kamu ada di rumah, jadi aku langsung menuju ke sana. Tapi ternyata tak ada. Jadi aku lihat di sini aja. Ternyata dugaaanku tak pernah lari dari kenyataan yang ada.”
Rina hanya terseyum kecil. Itu senyuman pertama yang terpampang di wajahnya semenjak pertengkaran dengan Lee. Indra, adalah teman dekat Rina sewaktu SMP. Sayang, ia harus berpisah dengan Rina karena tugas ayahnya di luar kota. Tapi itu tak membuat tali persahabatan mereka putus.
Kamu lagi sedih ya?’
Nggak kog!” kata Rina, mencoba mengelak dari kenyatan yang sementara ini ia hadapi.
Uda, kamu nggak bisa bohong sama aku. Itu terlihat jelas sekali di raut wajahmu. Setiap kali kamu sedih, pasti kamu datang ke pantai kan? Ya seperti sekarang ini? Aku uda kenal lama sama kamu. Jadi meskipun kamu berusaha tersenyum kepadaku, ngerasa bahwa kamu baik-baik saja, itu takan berguna tahu? Dibalik senyum manismu tersirat sebuah kesedihan yang berusaha kau sembunyikan. Kau berusaha tegar di mata orang, tapi sebenarnya tidak! Kau berusaha mengatakan bahwa kau tak punya masalah. Tapi tidak di mataku. Jadi cerita saja. Aku ini temanmu kan? Apa salahnya jika kamu berbagi, mungkin dengan begitu kita bisa mencari jalan keluar bersama”
Rina hanya terdiam. Suasana menjadi hening untuk sementara. Kata-kata Indra memang benar tak pernah meleset dalam menebak apa yang sedang Rina rasakan.
Aku lagi marahan sama Lee.” kata Rina mulai perlahan. Rina mulai menjelaskan masalah yang kini ia hadapi. Wajahnya mulai tampak sedih saat harus mengutarakannya.
Pacar kamu?”
Rina hanya menganggukan kepalanya saja.
Jujur, aku belum tahu Lee orangnya seperti apa dan bagaimana sikapnya. Aku juga belum bertemu dengan dia secara langsung. Akan tetapi sebagai cowok, sudah tentu aku tahu apa yang kini ia rasakan. Dan aku jamin ini takan berlangsung lama kog. Jika dia mencintaimu, pasti ia akan datang menghampirimu dan mengucapkan maaf. Oh ya, aku harap kamu jangan terlalu lama bersedih ya? Banyak hal yang masih bisa kamu lakukan. Percayalah, hari esok pasti akan lebih baik dari hari ini. Kita tinggal menjalaninya saja bukan? Kalau dalam pacaran, harus ada yang mau mengalah. Jangan kita mempertahankan ego kita masing-masing. Malah itu akan membuat jembatan cinta yang telah kita bangun bersama dengan orang yang kita cintai runtuh. Aku yakin kamu tak mau hal itu terjadi kan?” jelas Indra panjang lebar. Rina menganggukan kepalanya sekali lagi.
Kalau aku lagi kesal, aku sering kemari sambil melakukan ini.” kata indra sambil berdiri mengambil sebuah batu yang permukaanya datar dan melemparkannya ke atas permukaan air. Batu tersebut memantul beberapa kali di atas permukaan air, sebelum akhirnya tenggelam ke dasar laut.
Kamu harus coba. Dijamin bisa sedikit hilangin rasa marah dan sedih kamu.” sambungya lagi.
Rina pun mencoba saran yang diberikan. Ia sedikit merasa lega saat melakukannya. Seeakan perasaanya ikut pergi bersama batu yang dilemparnya, kemudian tenggelam dan tak terlihat lagi. Indra datang di waktu yang tepat. Memang semuia telah direncanakanNya. Rencananya selalu indah tepat pada waktunya. Rina menjadi terhibur dengan kedatangan teman lamanya itu.
Kita pulang yuk! Bentar lagi uda malam.” ajak Indra.
Aku tak mau melewatkan bagian favoritku!” balas Rina sambil duduk di atas pasir. Indra duduk di sampingnya. Rina merasakan angin yang berhembus sambil menikmati pemandangan sore itu. Tak sadar Rina lalu menyandarkan tubuhnya di pundak indra. Indra merasa aneh. Tapi kemudiaan dia mengerti kalau Rina kini sedang mencari sandaran atas kesedihannya, atas kekesalan yang masih terbalut dalam dirinya. Rasa kesal pada sosok yang sangat ia sayangi. Mereka berdua kemudian menatap matahari yang perlahan mulai tenggelam di ufuk timur. Cahanya kuning bercampur orange bertebaran di atas permukaan laut yang sedikt berombak. Mengucapakan tanda selamat jalan bagi dua insan yang sedang memandangya.
-----

Malam kini telah menyelimuti bumi. Sinar-sinar kecil mulai tampak di langit. Rina dan Indra memutuskan untuk kembali ke rumah. Sesampai di rumah ternyata Lee telah menunggu di depan pintu masuk. Kepulangan Rina dan Indra membuat Lee terkejut. Lee bangkit berdiri kemudian menemui Rina.
Bagus! Jadi kamu selama ini enak-enakkan berduaanya ya? Kamu tau nggak uda berapa lama aku nungguin kamu di sini, berharap kamu muncul, menyapaku, bertanya padakau, dan mengajakku masuk ke rumah. Tapi tiba-tiba kau datang dengan pria lain. Kau anggap aku ini apa Rina? Ku coba tuk biarkan kamu sendiri. Berharap kamu bisa tenang dan kita menyatu lagi. Tapin apa?”
Lee aku..” belum sempat Rina melanjutkan, Lee langsung memotongnya.
Uda, nggak perlu dijelasin semuanya sudah jelas Rin. Kedatangannya aku ke sini sebenarnya untuk meminta maaf tapi nggak jadi!” Lee melemparkan bunga mawar yang ada di tangannya di hadapan Rina. Bunga yang akan ia berikan kepada Rina sebagai ucapan maaf. Daun-daunnya berserakan di jalan. Indra tak dapat berbuat apa-apa. Ia hanya bediri mematung, mendengar Lee mengeluarkan kata-kata yang begitu kasar kepada Rina dengan nada meninggi.
Lee, aku kan belum ngomong kalau dia itu temanku” Rina menggigit bibirnya. Menahan kepedihan yang mendalam. Rina menangis sambil memanggil Lee, tapi itu tak membuat langkah kaki Lee berhenti. Ia tak sedikitpun menoleh ke belakang.
Rin, yang sabar ya? Ini Cuma salah paham.” Indra coba menenangkannya.
Aku masuk duluan ya Indra.” pamit Rina lalu berlari ke dalam rumahnya.
Ya Tuhan. Apa ini semua adalah balasan yang harus aku terima atas apa yang telah aku perbuat selama ini? Aku mohon kuatkanlah aku dalam menghadapi gejiolak hidup ini.”
Tiba-tiba handphone milik Rina berbunyi. My love muncul di layar. Ternyata panggilan dari Lee. Ia segera mengangkat panggilan tersebut. Ia berusaha untuk suara tangisannya tak terdengar..
Aku rasa hubungan kita sampai di sini saja.” kata Lee dari seberang telepon
Tuutt.. percakapan terputuskan. Seakan tak percaya dengan apa yang baru saja ia dengarkan. Kata-kata itu seakan mampu menusuk hatinya sampai bagian yang terdalam. Kata-kata itu berubah menjadi pedang yang sangat tajam. Menusuk hatinya sampai menyisakan luka. Memang tak ada darah yang mengalir keluar dari tubuhnya, namun begitu sakit yang Rina rasakan. Sampai membuatnya terbaring lemas di atas tempat tidurnya. Ia masih tak percaya, hubungan yang Ia bina selama ini dengan Lee harus berakhir seperti ini. Ia berharap indah di akhir cerita tapi harapannya menjadi sirna. Semuanya hilang saat mendengar pernyataan tadi. Yang ia rasakan hanyalah sakit yang teramat dalam, sedalam panah cinta yang berhasil Lee tancapkan tepat di hatinya. Sedalam laut di samudra atlantik. Ia lalu menagis.
-----

Kini ia kembali lagi ke dunianya. Di mana ia harus menjalani hari-hari yang sunyi. Seperti sebelum ia mengenal Lee. Sulit sekali rasanya harus berpisah dari orang yang sangat ia cintai. Orang yang membuat hidupnya sedikit berarti. Tapi ia coba tuk jalani semuanya itu. Tak jarang Indra mampir ke rumah Rina, mencoba untuk menenagkan dan menguatkan sahabatnya itu. Indra tahu, di saat seperti ini yang Rina butuhkan adalah dukungan moril. Rina harus bisa melewati ini semua. Indra tak mau Rina terus bersedih sepanjang waktu.
Semua pasti akan baik-baik saja!”
Iya” jawab Rina dengan lirih.
Beberapa hari telah berlalu tapi Rina belum mampu untuk melupakan Lee. Wajahnya masih begitu melekat di benaknya. Seperti seekor kupu-kupu cantik yang senantiasa mencari serbuk sari. Bayangannya pun masih saja menghantui tidurnya. Seakan tak mau pergi darinya. Perasaanya juga tak berubah sedikitpun. Ia masih tetap mencintai Lee, meskipun hatinya telah terluka dengan perlakuannya. Ia berpikir awalnya cinta begitu indah pada jumpa pertama. Tapi yang dirasakan malah sebaliknya. Cinta itu seakan berubah menjadi sebuah silet yang begitu tajam, mampu melukai hatinya. Meskipun begitu, Lee tetap menjadi yang terindah di matanya. Seindah pelangi yang tampak setelah hujan berlalu. Seindah bunga yang sementara bermekaran di taman yang aroma wanginya menyebar di setiap sudut halaman.

-----


Kau telihat senang di sana.
Apa kau tak mengkhawatirkanku yang ada di sini?
Semoga saja!
Kau tau apa yang ku rasakan sekarang?
Yang jelas ku masih menanti dirimu
Tapi apa yang ku dapat?
Nothing!
Seandainya ku punya sayap,
Pasti sudah ku gunakan tuk menghampirimu.
Akan ku telusuri setiap jalan tuk menemukan dirimu.
Seandainya aku jadi langit,
Pasti aku tahu di mana engkau berada.
Tapi,,
Beginilah aku.
Diciptakan dengan apa adanya sekarang.
Ku harap kamu cepat kembali.
Kembali dalam jalan cinta yang telah kita rajut.
Kembali dalam kebahagiaan yang telah kita ukir bersama.
Di manakah dirimu yang dulu?
Ku di sini menunggu dalam kesepiaan.
Tak jarang air mata ini mengucur keluar membasahi pipi.
Ku hanya bisa berharap.
Dan terus berharap.
Berharap dalam kesunyian malam.
Memanggil namamu dalam ramainya lika liku kekhidupan.
Kehidupan yang mungkin telah mengubahmu.
Mengubah alam pikirmu.
Ku masih di sini.
Berharap kau datang menghampiri”
----

Hari itu begitu panas. Rina berjalan menuju sebuah kios kecil yang berada tak jauh dari tempat tinggalnya. Membeli sebotol air untuk menghilangkan dahaganya. Ternyata Lee sedari tadi telah menunggu Rina. Ia mengikutinya dari belakang. Langkah kakinya diatur sedemikian rupa sehingga suaranya tak sampai terdengar di telinga Rina. Kini ia tepat berada di belakang Rina. Bersembunyi di balik tubuh mungilnya.
Boleh ngomong sebentar?” tanya Lee.
Rina berdiri mematung. Air yang diminumnya seakan tak mau mengalir masuk ke dalam tubuhnya. Seakan oksigen berusaha masuk dari selah selah hidung yang berusaha ia tutup. Rina menganggukan kepalanya, pertanda setuju. Ia begitu bingung dengan kedatangan Lee yang tiba-tiba.
Di rumah mu aja, boleh ya?” pinta Lee.
Baiklah.” jawab Rina singkat.
Mereka berdua langsung menuju tempat yang telah mereka setujui. Mereka duduk di halaman belakang. Lee menundukkan kepala. Ia berusaha mengatur pernapasannya.
Apa yang mau kamu ngomongin?” tanya Rna, sembari tersenyum pada Lee. Senyum yang menyembunyikan luka yang telah digoreskan di hati. Senyum yang begitu memilukan.
Lee masih tampak diam. Seakan ia menjadi bisu untuk saat itu. Sekian lama berdiam diri, akhirnya mulutnya mulai terbuka perlahan.
Ak.... Aku...” kata-katanya terputus.
Ngomong aja Lee. Nggak ada yang perlu ditakuti. Aku bukan hantu kog?’ canda Rina. Ia berusaha terlihat senang, tapi tidak.
Aku nyesel banget atas perlakuanku ke kamu. Itu semua karena aku emosi. Emosiku jadi tak terkontrol, sehingga aku harus mengeluarkan kata-kata yang tak pantas untukmu. Tak pantas untuk kau dengar. Aku juga sudah tau, ternyata Indra itu adalah temanmu. Aku sungguh menyesal! Tolong maafin aku ya Rin?” ucap Lee sambil menundukan kepalanya. Ia tak mampu menatap mata Rina. Mata yang tersirat kesedihan. Mata yang terpaksa harus mengerluarkan butiran beningnya atas perlakuaanya sendiri.
Kamu kog bisa tau? Kan aku belum cerita sama kamu?’ tanya Rina.
Dia sendiri yang datang ke aku. Terus jelasin semuanya” jawab Lee
Tolong maafin aku ya?’’ lanjutnya
Uda aku maafin kog!” jawab Rina sambil tersenyum padanya. Ini senyum yang tulus dari hatinya.
Aku mau kita balikan seperti dulu. Ya itu karna ku tak mampu jalani hari-hari tanpa dirimu di sisiku. Sepi sekali semenjak hubungan kita berakhir. Semua terlihat menghilang di saat aku butuh hiburan. Ku rindu akan hadir mu. Ku coba sampaikan mimpi pada bintang yang jatuh di kala malam. Memohon pada mentari agar menyampaikan rasa rinduku lewat cahayanya di kala ku bangun di pagi hari. Ku bertanya pada langit di mana engkau berada. Ku titip salam padamu lewat angin yang berhembus. Berharap kita bisa jadiaan lagi. Ku rindu akan semua hal manis yang tgelah kita lalui bersama. Ku rindu akan tawamu yang selalu terpampang jelas di wajahmu. Ku rindu semua hal tentang dirimu. Saat ku ingin berpaling dan mencari bahwa siapa yang pantas untukku, di saat itu juga ku tahu bahwa kaulah jawaban yang tepat.”
Pengungkapan Lee membuat rina jadi makin mencintainya. Ia senang sekali mendengar penjelasan Lee. Ternyata dia juga merasakan hal yang sama. Hal yang selama ini menjadi pertanyaan dalam hari-harinya. Dan kini terjawab sudah. Meski Rina harus melewati bagian yang tersulit. Ya begitulah hidup. Tak mudah di tebak, tak mudah diterka. Penuh dengan misterri dan tantangan.
Rina tak menjawab. Ia hanya mengangkat jari kelingkingnya saja. Lee mengerti dengan yang dilakukan Rina. Ia juga mengakat jari kelingkingnya. Mereka berdua kemudian mengaitkannya, pertanda bahwa mereka telah berdamai dan kembali dalam cinta yang sempat putus untuk sementara.
Why do we break up Lee? Aku tahu waktu itu kamu sedang marah dan kamu meninggalkanku. Tapi ku yakin itu hanya sementara saja. Ku yakin juga bahwa kamu pasti akan datang, datang dengan kata maaf lalu tersenyum padaku. Seperti sekarang ini.” bahtin Rina.
Mereka berdua lalu berpelukan. Melepaskan rindu yang terpendam rindu yang membelenggu kedua insan. Bak, menanti hujan di padang gurun yagng begitu menyengat.
Cieeee cieee.. Ada yang baru balikan ni eee??” ucap Indra yang telah berada di samping mereka berdua. Serentak keduanya lalu melepaskan pelukan tersebut.
Eh, sorry aku uda ganggu. Di lanjutin aja. Pasti belum puas kan melepas rindu karena sekian lama tak jumpa? “ sindir Indra
Rina hanya tersenyum.
Itu, ada yang tersenyum. Senyum sendiri kayak orang gila. Berarti betul dong?” tambahnya lagi.
Suasana menajdi ramai, berkat kehadiran indra dengan leluconya itu. Mereka semua tertawa bersama. Kini hubungannya bisa dimulai kembali. Hubungan yang sempat renggang karena hanya salah paham antara Rina dan Lee. Namun semuanya itu dapat dihandle. Seperti kata pepatah kuno “Setiap masalah, pasti ada jalan keluarnya.”

THE END

Sabtu, 07 September 2013

Suara Hati



Tak kuasa aku
Tuk mnhan dri ini
Ingin sekali razanya
Dri ini
Memeluk erat tubuhmu

Jika kau menangis
Ku ingin kau mngiz di pundak ini
Agar ku biza belai rambutmu
Dan menghapuz air mata
Yang perlahan keluar dri pipimu
Yg trun membasahi wajah cantikmu

Apa yg kau mau
Ku kan lakukan
Jika itu membuatmu ternyum Bahagia
Inilah suara hatiku


Sayap Cintamu

Di sini ku termenung sendiri
bersama terang bulan yang menghiasi bumi persada
Kemilau cahaya sungguh terpancar sempurna
Mengisi setiap sudut halaman
Akhirnya pintu kensunyian ini musnah sudah
Setelah bertemu dengan bidadari tak bersayapku

Wajah itu selalu terbayang
Benih2 cinta yang kau tabur
Kini mulai bersemi di hati ini

Biarlah yang ada hanyalah senyum kebahagiaan
Yang selalu terlihat pada rona wajahmu
Kesendirian ku telah pudar
Diganti dengan kehadiranmu di sisi
Kau terbangkan aku melintasi bima sakti
Bersama sayap2 cintamu

Tak pernah terbayangkan sebelumnya
Ku temukan sosok sepertimu
Yang selalu berusaha tuk tetawa senang

Ku ingin begini seterusnya
Namun biarlah Tuhan yang menentukan jalan ceritanya

Selasa, 14 Mei 2013

just shar aja sih..


IT’S SO HARD

Malam ini akan menjadi malam yang sulit bagiku sayang. Aku tak tahu harus berkata apa lagi. Hanya bisa pasrah dengan keadaan yang ada sayang. Dirimu tak pernah terlepas dari pikiran ini. Hatiku galau saat mendengar itu. Ya, mau bagaimana lagi? Inilah kenyataan yang harus dihadapi. Awalanya aku sangat senang sore itu. Waktu kau dan aku bisa berduaan, jalan bersama-sama. Tapi kini yang kurasakan malah sebaliknya. Aku sedih sekali sayang. Sungguh hati ini tersiksa jika tak bisa lagi saling komunikasi. Aku hanya bisa menatap lampu di kamarku dengan tampak samar-samar dalam pandanganku. Diri ini sebenarnya sudah mengantuk berat, tapi mata ini tak bisa untuk tertutup. Ya, itu karena pikiranku ini masih tertuju pada dirimu sayang.
            Ku ambil pesawat genggam milikku dan ku lihat fotomu di layar. Aku hanya bisa tersenyum kecil saja, tapi sebenarnya tidak. Ku sapa dirimu dengan jemari-jemari ini. Detak jarum jam terdengar begitu kuat sekali di telinga bersama para jangkrik yang bernyannyi riang di luar sana. Memecah kesunyian malam ini yang ku rasa.
            Inilah resiko yang harus diterima. Walau berat hati tapi akan kucoba tuk lewati. Banyak sekali hal baru yang telah ku alami bersama dirimu sayang, “I think you’re the first one”. Waktu yang telah kita habiskan bersama membuatku semakin cinta dan sayang pada dirimu. Rasanya ingin bertemu denganmu setiap waktu. Aku hanya mau melihat senyum di wajahmu dan tak mau melihat air matamu jatuh membasahi wajah cantikmu sayang. Akan ku lakukan apa saja, jika semua itu membuatmu bahagia. Sehari tak jumpa dengan dirimu membuat ku rindu. Sering sakali kau menjadi penghias tidurku di kala malam datang menjemput. Aku mau tetap untuk mempertahankan hubungan dengan dirimu sayang. Ku hanya bisa berdoa kepada Tuhan, agar hubungan ini tak berakhir. Jangan menurut kehendakku, melainkan menurut kehendak-Nya. Biarlah Tuhan yang mengatur semuanya. Kita hanya bisa menjalaninya saja. Karena ku tahu, apa yang Tuhan rencanakan selalu indah pada waktunya.
            Ku masih ingat kejadian di mana kita pertama kali bertemu. Tak akan pernah ku lupakan, karena baru perteama kali ku berkenalan dengan cara itu sayang. Ku sempat kaget saat mendengar penilaian sayang waktu pertama bertemu. Hahaha.. Lucu kalau diingat. :D
Dan ku yakin kau masih mengingatnya juga kan sayang?
Hmm…
Ku beranjak ke ruang tamu sambil mendengar lagu kesukaanmu. Ku ulangi terus. Ku tak bosan. Ku buka pintu rumah. Malam ini terlihat begitu indah. Dipenuhi dengan bintang yang selalu berpijar terang benderang di angkasa bersama dengan cahaya bulan yang turun menerangi bumi ini. Sungguh suatu karya yang mulia dari Sang Pencipta. Tapi sungguh berbanding terbalik dengan apa yang kurasakan saat ini sayang.
            Hati ini masih resah juga. Ku tak tahu harus berbuat apa. Haripun semakin larut, tapi ku belum juga bisa tertidur. Hampir saja aku terpeleset saat hendak kebelakang! Sungguh bego diri ini. Meja yang begitu besar tak bisa ku lihat lagi. Seakan pandanganku sekejab menjadi buram. Bodoh! Bodoh! Ku slaahkan diriku sendiri.
            Ku duduk kembali sambil memegang kepalaku sendiri. Ku coba tuk tenangkan hati ini. Ku coba tuk buat diri ini melupakan apa yang baru ku dengar. Dan akhirnya ku bisa. Perlahan tapi pasti. Ku coba terima dengan kenyataan yang harus ku jalani sayang. Meski berat tapi ku yakin aku dan kamu bisa melewatinya. Ku tutup kedua bola mataku. Kutangkupkan kedua tangan ini. Dan beberapa kata terucap dari bibir mungil ini. Sejenak ku berdiam diri, mohon petunjuk dan bantuan dari Yang Kuasa. Ku coba melirik jam dinding, ternyata telah pukul 3 pagi. Dan aku belum tertidur juga. Ku coba tuk ikuti saranmu sayang. Tanpa disadari, aku pun terlelap dalam tidur.
            Kukuruyukk…!! Suara ayam membangunkanku. Ternyata sudah pagi. Ku bangun tapi rasa kantuk masih melekat pada diri ini. Ku paksa tuk membuka kedua bola mataku yang masih sangat berat untuk melihat keadaan di sekelilingku. Perasaanku padamu masih akan tetap sama. Meski utnuk sementara tak akan ada komunikasi antara kita berdua. Tapi yakinlah sayang, ku akan tetap bertahan dengan apa yang telah ku pilih. Dan ku yakin, kaulah pilihan hatiku. Jangan kau khawatir, karena ku kan setia tuk menanti dirimu sayang. Ku selalu berdoa, biar Tuhan selalu menjagamu sayang dan selalu buat dirimu tersenyum.
            Kini ku masuk di hari yang baru. Tak lupa ku panjatkan syukur kepada Tuhan atas nafas kehidupan yang masih diberikanNya padaku. Ku rapikan tempat tidurku kemudian pergi membersihkan diri. Ku siap untuk hadapi hari ini. Tetapi, seperti ada sesuatu yang hilang di hari ini. Sesuatu yang terasa gajil bagiku sayang. Ya, betul sekali! Tak ada lagi namamu di layar hp ini yang selalu membangunkanku di setiap pagi, yang selalu mengingatkanku, yang selalu menyapaku. Tapi, sudah bisa ku terima.
            Ku sangat senang berjumpa dengan dirimu. Dirimu kini memberi warna tersendiri dalam hidupku. Dulu, ku memalingkan diri dengan yang namanya cinta. Tapi hadirmu telah mengubah segalanya sayang. Hari-hariku selalu ditemani oleh dirimu. Namun di saat ini, aku akan jalani hari seperti dulu lagi. Seperti sebelum ku mengenal dirimu ,yang penuh dengan kejenuhan dan kesepian yang terus melanda diri ini. Semoga hal ini cepat berlalu sayang, biar kita bisa seperti dulu lagi. Bisa saling berbagi dalam suka maupaun duka. Bisa melukis hari-hari kita sendiri. Dan lukisan itu akan selalu ku ingat.

Sabtu, 11 Mei 2013

untukmu sahabatku


Untukmu Sahabatku

Kesendirian ku harus bertahan
Tampaknya diadakan dengan pengungkapan
Sesama sebuah kiri sesaat
Belum dari kemarin

Flashing mungil anda, melucuti tersenyum
Menghangatkan hatiku sesaat sekali sekali
Kami lama kekerabatan
Selalu akan mekar dengan persahabatan

Ini belum pernah begitu mendalam
Seorang teman seumur hidup telah ku temukan
Biarkan persahabatan kami menjadi ikatan
Yang tak pernah bisa menjadi kolam kering

Janganlah kita lupa mimpi-mimpi kita berbagi
Selamanya seperti saudara atau saudara-saudara kita peduli
Anda akan selalu menjadi teman bagiku
Dan begitulah seharusnya

Just For Him

Hanya Pada Dia

Detik demi detik
Jantungku berdetak
Hatiku tersentak
Meledak

Angin berhembus kencang
Badanku goyang
Berdiri bagai tiang
Namun melayang

Duri yang terpendam
Menusuk ke dalam
Putih kembali
Seperti salju, musim semi

Hanya pada DIA
Aku bersandar
Menatap wajah bersinar
Dalam kegelapan

Dalam kesedihan ini
Ku serahkan semuanya
Jiwa dan raga
Ke dalam pangkuan-NYA