FINALLY I FOUND IT!
(Part I)
“Tunggu bro!!” teriak
Richard dari kejauhan pada Randi temannya. “Lama banget loe jalan. Kayak siput
aja” ejek Randi. “Enak aja! Masa gue disamain dengan siput? Yang benar aja!”
balas Richard dengan raut wajah yang sedikit masam. Randi hanya tertawa saja
melihat temannya itu. Mereka berdua berjalan perlahan, memakai celana pendek
berwarna hitam dan baju kaos berwarna putih. Richard dengan tampilan rambut
yang dibuat menjulang ke atas sedangkan Randi dengan gaya rambut yang disisir
ke samping. Richard dan Randi akan melakukan aktivitas mereka. Apa lagi kalau
bukan lari sore bersama. Itulah yang biasa dilakukan mereka berdua di kala
waktu senggang.
“Sampai di mana ni?” tanya
Richard ketika mereka sedang berlari. “Ya, tempat biasa dong?” balas Randi.
“Ok!” seru Richard sambil mengangkat jempol dan mengedipkan mata sebelah kiri
pada temannya. Mereka berdua menyusuri jalan di sepanjang kota itu, sambil
mendengar lagu kesukaan mereka berdua dan menikmati pemandangan yang asri.
Kini sang surya
perlahan akan masuk ke peraduaannya dan dewi malam siap menampilkan wajah
cantiknya di kota tersebut. Triiitt.. bunyi hp Randi
“Bisa bantuin aku nggak Ran?” tanya
Milka, temannya sendiri”
“Bantuin apa?” balas Randi
“Siapa
Bro?” tanya Richard. “Milka” jawab Randi singkat.
“Bisa jemput aku di depan Rumah
sakit nggak?” tanya milka.
“Baik, aku segera ke sana” jawab
Randi.
“Bro,
gue cabut duluan ya?” seru Randi. “Begini ni yang paling gue nggak suka. Main
di tingggal pergi aja!” balas Richard. “Bukan begitu, tapi ini kebutuhan bro!”
jawab Randi dengan sedikit tersenyum. “Ya uda, pergi sana. Hati-hati di jalan”
nasehat Sahabatnya itu. “Loe tuh memang sahabat yang paling pengertian. Gue
cabut ya?” teriak Randi sambil menepuk bahu kanan temannya.
*************
“Randi!!”
teriak Milka dari kejauhan. “Uda lama nunggu ya?” tanya Randi.
“nggak juga kog.”
“Yuk kita jalan. Uda malam ni.
Ntar gue dimarahin lagi sama nyokap”. Tanpa membuang waktu mereka langsung
meninggalkan tempat itu.
Motor
satria berwarna merah milik Randi perlahan mulai berhenti tepat di depan
rumahnya Milka. “Thanks banget ya, uda nganterin sampai rumah gue” Seru milka
pada Randi yang langsung berlari menuju pintu rumahnya. “Sama-sama Milka.
Jangan lupa mandi ya? Soalnya loe bau keringat banget” ledek Randi.
Randi
dan Milka telah berkenalan sejak lama. Peretmuan mereka berawal saat Randi
hendak membelikan bunga untuk ibunya yang sedang sakit di sebuah tiko bunga
dekat dengan sebuah rumah makan yang terkenal masakannya. Ketika itu juga Milka
ada di sana. Pertemuan yang tak sengaja ini akhirnya membuat mereka tuk saling
kenal.
Randi
tampaknya mulai jatuh cinta kepada Milka semenjak mereka sering jalan bersama.
Ia ingin sekali mengungkapkan perasaannya ini pada Milka, tapi ia tak tahu
harus bagaimana. Begitu pula yang dirasakan Milka waktu itu. Tapi Randi tak
begitu menunjukan perhatiannya kalau ia benar-benar mencintai Milka saat mereka
ketemu. Keduanya lebih memilih untuk memendam perasaan mereka masing-masing
*************
“Bro”
itulah sapaan yang selalu digunakan Randi dan Richard jika mereka berdua bertemu.
“sibuk nggak?” tanya Randi via telpon. “Nggak! Emangya ada apaan?” Richard
balik bertanya. “Gue main di rumah loe ya? Soalnya bosen banget ni gue, nggak
ada kerjaan di rumah” balas Randi.
Tak lama, Randi pun tiba di rumah
Richard. Mereka berdua asyik sekali mengobrol.
Seorang
perempuan tiba-tiba manghampiri mereka berdua. Siapa lagi kalau bukan ibunya
Richard sambil menyuguhkan 2 gelas teh panas dan beberapa gorengan kepada
mereka. “Silahkan diminum!” sapa ibu Richard. “Makasi tante. Bikin repot aja
kalo begini” seru Randi. “nggak apa-apa bro! anggap aja bukan rumah loe!”
“nyindir ya???” tanya Randi.
Richard tertawa terbahak-bahak.
Sejenak
keduanya menikmati hidangan yang telah disajikan dan kembali memulai
pembicaraan mereka lagi. “Eh, tadi katanya loe pengen bilang sesuatu.” tanya
Richard sambil mengangkat telunjuknya.
“Gini bro, sebenarnya gue suka sama Milka.
Richard yang baru saja meneguk
teh, akhirnya harus mengeluarkanya kembali saat mendengar pengungkapan sahabatnya
itu. “Kog bisa Bro? gue nggak percaya! Lagian ya, setiap kali bertemu dengan
milka, loe tuh nggak pernah menunjukan bahwa loe tuh suka sama dia. Loe kan
selalu cuek saat ketemu dengan dia” ungkap cowok berambut hitam itu. “Emang
bener bro! Tapi, gue sendiri gak mungkin bohongin perasaan gue ini ke dia”
jelas Randi.
“Ya, kalo emang gitu diungkapin
aja Bro”
“Iitu dia masalahnya! Gue ingin
ungkapin perasaan gue ke dia dengan cara yang berbeda, tapi gue belum dapat
caranya. Bantu gue ya?”
Mereka
berdua akhirnya mulai berpikir. Cara apa yang pantas buat Randi untuk
mengungkapakan perasaanya itu. Suasana yang tadinya ramai oleh kedua orang ini
tiba-tiba menjadi sunyi saat keduanya tak bersuara. Setelah berapa lama,
keduanya belum juga mendapatkan satu idepun.
Kini
sang surya telah berubah warnanya menjadi kemerahan. Ia akan segera kembali ke
tempat peraduannya dan Dewi malam akan datang dengan cahaya gemilaunya beserta
kawanannya yang siap menemaninya. Randi beranjak dari tempat duduknya.
Merapikan gelas-selas yang beserakan di atas meja dan kemudian pamit pulang.
*************
Bruk..!!
bunyi pintu kamar Randi. Ia masuk dengan raut wajah yang berbeda dari
sebelumnya. Ia tampak kesal karena belum mendapatkan cara untuk mengutarakan
isi hatinya kepada cewek yang selama ini telah membuatnya jatuh cinta. Ya siapa
lagi kalau bukan Milka. Gadis periang yang murah senyum setiap kali berjumpa
dengan siapa saja. Selain cantik, ia juga banyak membantu dan menolong temannya
yang lagi kesusahan. Rambut hitam yang menngurai lurus ke bawah, menambah
cantik sosok gadis tersebut.
Randi membaringkan
badannya, dan menatap langit kamarnya yang berwarna hijau, warna kesukaannya.
Dan perlahan, ia pun menutup mata dan tak sadar, ia terlelap juga dalam mimpi
indahnya.
“Bangun
nak, uda pagi” seru seorang perempuan pada Randi sambil berusaha mebangunkannya
. “Iya ma. Gue bangun” balas Randi.
Randi bangun sambil merentangkan
tangannya ke atas. Sepertinya, rasa kantuk dalam diri Randi masih ada. Itu
terlihat jelas dari raut wajahnya. Ia mengusap wajahnya dan tak lupa berdoa
sebelum kembali merapikan tempat tidurnya. Saat merapikan tempat tidurnya ia
mendapatkan sebuah ide. “Ahrrghh.. kenapa nggak kepikiran dari kemarin ya?”
seru hatinya. Ia merasa senang sekali.
Randi
berlari menuruni tangga rumahnya yang berbentuk spiral tersebut. Mengambil
handuk kemudian menuju ke kamar mandi untuk membersihkan diri. Ibunya sempat
memerhatikan tingkah anaknya tersebut dan merasa heran. Sebenarnya ada apa yang
terjadi?
*************
Randi mengambil sebuah
lembar kertas putih dari filenya, dan mulai menulis sebuah lirik. Di tangannya
terdapat sebuah gitar dan ia mulai mencari nada yang pas dengan lirik yang dibuatnya,
“Yesss!!” sorak Randi penuh kegirangan setelah ia selesai dengan pekerjaannya
itu. Ia tak sabar lagi unutk menyatakan cintanya pada Milka. Ia sangat berharap
Milka menerima cintanya.
*************
Tit.. tit.. bunyi hp Milka. Milka
mengentikan langkah kakinya dan kemudian mengambil handphone di dalam taasnya.
“Ada
acara esok nggak? Kalo nggak ada kita jalan yuk?”
“Nggak
ada. Ok besok kita jalan” balas milka
“Gue
tunggu di tempat biasa”
Milka jadi heran. Kenapa
tiba-tiba Randi mengajaknya jalan. “Ya
nggak apa-apa deh! Dari pada sendirian aja di rumah” bahtin Milka sambil melanjutkan
perjalanannya.
*************
Tampak seorang pemuda
tengah berdiri di samping sebuah bangku. Sepertinya ia sedang menunggu seseorang.
Orang itu adalah Randi.
“Randi!” teriak seseorang dari
jauh. Randi menoleh ke arah datangnya suara tersebut.
“Uda lama nunggu ya?” tanya Milka
saat mendekatinya.
“Ngg.. ngggak kog” jawab Randi
agak sedikit kaku.
“Ada apa dengan loe Ran. Kog gaya
bicara loe jadi gitu?” tanya Milka saat melihat tingkah Randi yang tidak
seperti biasanya.
“Nggak apa-apa kog Milka” jawab
Randi. Randi terperangah saat melihat Milka
sore itu. Bagaimana tidak? Milka tampil dengan begitu menawan, sampai
membuat Randi tak mampu mengunkapkan sepatah kata pun dari mulutnya. Ia terasa
seperti membisu waktu itu. Milka sungguh makin memikat hatinya dengan
penampilannya sore itu. Baju putih panjang serta bros dada yang dipakainya
menambah cantik gadis periang tersebut.
“Kamu kenapa Ran? Kog merhatiin
gue terus? Ada yang salah ya dari gue?” tanya milka yang dari tadi
memerehatikan tingkah Randi.
“Yuk, kita duduk di bawah pohon”
ajak Randi. Ia kemudian meraih tangan milka dan membawanya ke tempat tersebut.
Randi
kemudian mengeluarkan gitar yang telah ia letakan di belakang pohon tersebut.
Mengambil sebuah kertas putih dari saku celananya. Apa lagi kalau bukan lirik
lagu yang telah ia tulis buat orang yang paling ia sayangai dan telah berada
tepat di hadapannya.
Milka hanya duduk sambil
memerehatikan apa yang akan dibuat oleh Randi.
Randi menarik napasnya
dalam-dalam. Untuk sesaaat Randi manatap
Milka dengan lekat. Tatapan tersebut berbeda dari sebelumnya. Jari jemarinya
kemudian mulai memetik satu per satu senar gita yang dipegangnya dengan alunan
nada yang terdengar asyik di telinga.
Hari ini kau bersamaku
Hari ini kau di samping
Berharap bisa begini terus
Besok dan selamanya
ku hanya ingin katakana
I love you
Aku cinta padamu
Ku taktau
Apa kau merasakannya jug
Ku tak tau
Apa ini terjadi padamu juga
Ku ingin kau jadi kekasihku
Ku ingin kau jadi pacarku
Ku ingin kau jadi pendampingku
Ku ingin kau jadi milikku
selamanya
Mereka berdua hanyut dalam melodi
tersebut.
“Lagu tuh bagus bagnet Ran. Gue suka.
Itu loe yang cipta ya?”
“Iya. Ini gue buat spesial
untukmu” balas Randi. “Jadi gimana Milka? Loe mau nggak jadi pacar gue?” tanya
Randi lagi. Ia menunggu jawaban dari pujaan hatinya tersebut.
“Rann.. Ranndii. Gue.. gue nggak
bisa” begitulah pengungkapan yang keluar dari mulut mungil gadis tersebut.
Hati randi seakan
tersanyat oelh benda tajam. Memang tak berdarah, tapi Ia merasakan sakit. Cewek
yang selama ini dia incar ternyata menolaknya saat ia telah mengungkapkan perasaanya
yang sesungguhnya.
Randi
perlahan bangkit. Ia seperti tak ada semangat lagi. Ia mengambil gitarnya dan
kemudian berjalan meninggalkan Milka yang masih saja duduk di situ.
“Rann.. Randii!” teriak Milka.
Namun Randi tak menghiraukan suara tersebut. Ia tetap berjalan tanpa menoleh ke
belakang. Milka segera berlari dan mengejar Randi. Mlika memutarbalikan badanya
Randi dan kemudian menghadapnya. Tapi, Randi tak bisa mengankat wajahnya tuk
melihat Milka. Ia kehilangan semangat saat mendengar bahwa cintanya ditolak.
Pupus sudah semua harapan yang ada dalam hatinya.
Milka menaruh kedua tanganya
tepat di pundak Randi. Randi masih terdiam.
“Kenapa loe cabut duluan Ran? Gue
kan belum selesai ngomong!”
Randi belum juga merespon.
“Sebenarnya, gue nggak bisa..
sebenarnya gue nggak bisa..”
Randi perlahan mengangkat
wajahnya dan menatap cewek yang sedang berdiri di depannya itu
“Gue nggak bisa untuk menolak cinta loe” ucap Milka
sambil tersenyum.
Saat mendengar tersebut, Randi
langsung melonjak kegirangan. Hatinya kembali ceria lagi.
“Makasi ya Milka, uda mau terima cinta
gue” Ia kemudian mencium keningg Milka.
*************
“Jadi, tadi loe cuma mau iseng
ya? Pura-pura nggak menerima padahal mau. Supaya loe mau lihat gimana sikap gue?”
tanya Randi.
Milka menganggukkan kepalanya sambil
tertawa kecil. “Tapi sumpah, loe lucu banget tadi. Hahaha”
“Emang dasar!” Ketus Randi sambil
mencubit lengan Milka.
“Finally I found it! Seru Randi.
“Dapet apaan Ran?” tanya milka
“Hmmm.. kasih tau apa nggak ya?
Uda dapet cinta loe! Jawab randi tersipu malu.
Keduanya terse yum bahagia. Mereka kemudian pulang
besama sambil bergandengan tangan. Mereka berduanya resmi pacaran setelah Randi
telah menyatakan cintanya dan Milka menerimanya. Meskipun perasaan Randi sempat
dipermainkan tadi oleh Milka. Tapi yang lebih penting lagi, Usaha Randi untuk
mendapatkan hati Milka akhirnya terwujud. Dan mereka berdua menjalani hubungan
sebagai sepasang kekasih.
To be continued..