Kamis, 02 Juli 2015

Apakah kalian pernah bertanya mengapa seseorang rela melakukan sesuatu untuk orang lain?



CINTA BUTUH PENGORBANAN

Hai.. kita bertemu kembali. Hari ini aku tak bisa tidur. Kalian tahu tidak alasannya? Ada yang mau tebak? Karena aku memikirkan kalian setiap malam! Eh, maaf, kog jawabannya jadi ngelantur ya.. hehehhehe :D
Nonton? Eh, yang jawab itu ternyata benar. Tapi tahu tidak film apa yang aku tonton? Ya benar, drama korea yang lagi digandrungi anak-anak remaja dewasa ini.
Kalian pasti berpikir aku hanya buang-buang waktu saja bukan? Bukannya tidur lebih awal dan esok bangun lebih pagi untuk melakukan aktivitas seperti biasanya kan? Atau mungkin ada juga yang akan berkata aku kurang kerjaan sehingga kerjaannya nonton melulu sehingga aku tak mempedulikan waktu yang berlalu dengan sangat cepat sampai akhirnya aku sadar bahwa si jago mulai berkokok, pertanda bahwa pagi telah tiba.

Sejenak aku melangkah keluar kamar setelah membereskan tempat tidurku. Ku hirup udara segar di pagi ini. Sungguh terasa menyehatkan, meskipun tubuhku sedikit menahan hawa dingin yang mulai menusuk lapisan kulit terluarku. Namun demikian, aku masih tetap bersyukur karena aku masih bisa diberikan kesempatan hidup di dunia ini untuk merasakan semua itu. Hal ini sepele bukan? Tapi apa kalian juga pernah berpikir untuk mesyukuri hal sekecil ini kepada Tuhan?
Bulan masih terlihat begitu jelas di atas cakrawala. Sepertinya ia sulit untuk mengucapkan perpisahan kepada kita semua sehingga masih menampakan wajahnya itu. Sungguh menyedihkan. Apa kalian juga akan takut jika mengucapkan salam perpisahan kepada seseorang seperti sang rembulan? Tidak, seharusnya pertanyaan ini mengarah kepadaku.

Ya, hari aku lagi sedang mencari tahu arti sebuah pengorabanan. Dimana kita mengorbankan seseorang yang kita cintai untuk suatu kepentingan kalangan banyak. Salah satu alasan mengapa aku tak tidur juga karena ini. Bukan secara total aku nonton saja. Aku sekarang bingung dan menimbang keputusan yang bakal aku ambil dan menganalisis bagaimana perasaannya jika dia tahu aku tega melakukan itu kepadanya? Menurut kalian aku harus bagaimana? Apakah aku seorang yang kejam? Tak berperasaan? Atau aku malah mengambil keputusan yang salah jika aku meninggalkannya dan berlari dengan tugas dan tanggung jawab yang akan diberikan untukku.

Sebagian orang mengatakan, “Lepaskan saja. Itu malah akan mengganggumu.” Sebagian lagi berkata, “Kalau jodoh tak akan ke mana.” Sebagian lagi mengatakan, “Jika kau tidak melakukannya maka  harapanmu akan hilang.” Apakah yang harus aku lakukan? Entahlah, pagi ini aku berjalan menyusuri jalan dan berusaha menemukan jawaban atas seluruh pertanyaan yang berkelut di dalam pikiran ini. Sebenarnya aku memikirkan bagaimana nanti perasaannya. Kepalaku benar-benar sakit. Untung saja aku tak melakukan sesuatu yang di luar dugaan. Jangan kalian berpikir aku mau bunuh diri karena hal sepele ini. Aku tentu bisa melewati ini semua. Lagian aku tak akan pernha menjadi orang yang hilang harapan kemudian mengkahiri hidupnya dengan menengaskan.

Pagi ini, aku langsung menghubungi dia. Sudah lama aku menunggu kesempatan untuk berbicara dengannya. Berbagi setiap peristiwa yang ku alami akhir-akhir ini. Menjelaskan sebisa mungkin apa yang sedang aku pikirkan, tidak yang aku khawatirkan. Memang aku tahu bahwa hidup tak harus selalu khwatir tetapi bagaimana kamu bisa mengatasi masalah yang sedang kamu alami tanpa menyakiti siapapun. Itulah yang berusaha aku terapkan dalam menapaki perjalanan hidup di dunia ini. 

Aku pernah membaca sebuah kisah bagaimana seorang ibu yang membiarkan bayinya dipelihara oleh orang lain daripada ia harus mati menengaskan dengan sebuah pedang karena ibu tirinya tak suka ia hidup di dunia. Aku juga pernah membaca bagaimana perjuangan seorang lelaki untuk mendapatka seorang wanita yang ia cintai harus bekerja 10 tahun pada mertuanya untuk mendapatkan apa yang ia inginkan. Aku juga menonton bagiaman seorang perempuan yang rela meninggal karena menyelamatkan seorang anaka kecil yang tenggelam di tengah lautan tanpa mempedulikan orang-orang yang ia cintai, bahkan dirinya sendiri. Aku juga pernah membaca bagaimana seorang ayah yang rela mengorbankan anaknya yang tunggal sebagai sembelihan bagi Tuhan dan aku bertanya pada diriku sendiri bagimana bisa mereka melewati hal-hal tersulit dalam kehidupan mereka tanpa berpikir panjang padahal mereka belum mengerti apa yang sebenarnya terjadi? 

Setelah ku cermati dengan baik, alasan mereka melakukan semuanya itu hanya satu yakni iman mereka. Mereka tak pernah goyah dengan apa yang yakini. Bukan tentang apa tetapi tentang siapa yang mereka yakini. Aku sekarang mengerti bahwa mereka percaya itu adalah cara terbaik untu menghadapi segala masalah yang sedang mereka alami daripada kabur kemudian kari dari kenyataan dan menjadi seorang pengeecut. Tak mau meneriama kenyataan hidup yang terjadi. Si ibu rela membiarkan bayinya dipelihara oleh orang lain karena ia begitu mencintai bayinya. Ia ingin agar bayinya tetap hidup dan merasakan kebahagiaan di dunia ini dan ia memilih untuk menanggung semua kesulitan itu sendirian. Seorang ayah yang mau menyembelih putranya ketika diperintahkan oleh Tuhan percaya bahwa Dia mempunyai kuasa untuk membangkitkannya kembali. Ia lebih mencintai Tuhan, bahkan ia buktikan dengan tindakan yang nyata tanpa ada pertanyaan sedikitpun. Jika itu yang terjadi padaku, pasti aku akan berpikir 2 kali, tidak 10 kali atau bahkan seribu kali sebelum melakukan semua itu. Tetapi dari hal ini saya belajar bagaimana aku bisa berpikiran jernih dan tahu tujuan yang sebenarnya dari apa yang akan saya lakukan.

Aku pernah mendengar kalimat ini “Cinta butuh pengorbanan” dan sekarang aku benar-benar memikirkannya. Kalian pasti bertanya sejak awal, alasan aku apa sehingga harus mengakhiri hubungan baik ini dengan orang yang aku sayangi. Aku memilih untuk mengikuti Tuhan dan melayani-Nya dengan sepenuh hati. Meski terkadang aku tak mengerti persoalan yang sedang aku alami, tapi aku yakin bahwa aku pasti bisa melaluinya karena Dia sendiri yang akan memegang tanganku dan berjalan bersama denganku. Jika itu yang Dia inginkan dalam kehidupanku, aku akan melakukannya. Bukan berarti aku menelantarkan orang yang ku sayangi, tetapi aku percaya dengan segenap hatiku kami akan dipertemukan kembali karena Dia memiliki kuasa di atas bumi ini. Aku ini hanya hamba Tuhan, terjadilah padaku menurut kehendak-Nya. Hidupku untuk Dia, jadi apa yang bisa aku lakukan ialah menyenangkan hati-Nya. Aku selalu percaya kepada janji-Nya karena Dia adalah setia dan adil. 

Hari aku berterima kasih kepada-Nya karena perbincanganku dengan dia dalam pesawat genggam ini aku menyadari hal ini dan dapat membagikannya kepada kalian semua. Sekarang aku tidak bimbang lagi dan aku sekarang bisa menentukan mana jalan yang terbiak bagiku. Aku harap dia akan mengerti dengan semua yang sedang ku lakukan ini suatu hari nanti. Aku harap orang yang mencintaiku dapat memberikan dukungan yang positif terhadap sesuatu yang benar dan memberikan nasihat serta teguran kepadaku jika aku melakukan kesalahan. Meskipun aku tak tahu apa yang akan terjadi selanjutnya antara aku dan dia. Apakah dia akan kecewa atau tidak? Semuanya akan ku serahkan kepada Tuhan, karena Dia pernah berkata “Lakukanlah bagianmu, maka Aku akan melakukan bagian-Ku”. Saat ini yang terpenting adalah bagaiama dia juga mengasihi Tuhan sama seperti dia mengasihi aku dan sebagaimana aku telah lakukan. Aku akan selalu berusaha untuk mengingatkan sesuatu padanya yakni “Lakukanlah sesuatu bukan untuk manusia, tetapi untuk Tuhan. Jika itu yang kamu lakukan, maka kamu tak akan pernah kecewa dengan apa yang telah kamu lakukan selama ini.” Jika aku tahu dia melakukan semua ini sebelum aku memuat artikel ini ataupun setelah membaca artikel ini aku akan merasa sangat senang dan berterima kasih sepenuhnya kepada Tuhan yang telah membantuku menemukan orang  yang tepat. Ternyata Dia memang senantiasa mengawasiku dan selalu mendengarkan setiap doa yang kulantunkan.


“Terima kasih Tuhan karena Engkau telah menjadi sandaran bagiku di kala susah datang mengahmpiri. Aku tahu, Engkau mempunyai solusi yang tepat bagiku sehingga aku selalu datang berbicara kepada-Mu. Terima kasih selalu menjagaku di manapun aku berada. Apapun keputusanku, aku harap ini adalah keputusan yang sesuai dengan keinginan-Mu. Aku hidup hanya ingin untuk menyenangkan hati-Mu, ya Tuhan. Amin.”

2 komentar:

  1. Bagiku pengorbanan bukan masalah untung rugi karena harus merelakan sesuatu atau harus kehilangan sesuatu/seseorang tetapi pengorbanan adalah "kemenangan". So....... sukak sekali ama judulnya :D and tentunya beberapa opini dr admin n ada bbrpa kalimat juga;) trus berkarya kawan.. (y)

    BalasHapus
  2. Makasi :)
    Terus berkarya juga, fighting! (y)

    BalasHapus